Eksposisi Yohanes 14:12-17
Beberapa hari belakangan ini saya membantu seorang anak Kelompok Tumbuh Bersama (KTB), yang bergumul dengan sebuah penugasan dari atasannya. Dia ditunjuk menjadi salah satu utusan dari beberapa kantor pemerintah daerah di Indonesia dalam konferensi perubahan iklim di Paris akhir November nanti. Anak KTB saya ini merasa kemampuannya berbahasa Inggris masih kurang, apalagi bila nanti harus presentasi dan berdiskusi dalam konferensi itu. Dan ini pertama kalinya dia diutus ke luar negeri. Penugasan ini jadi suatu “mission impossible” buat dia, meskipun dia sadar ini adalah kesempatan istimewa untuk kerjakan panggilan Tuhan dalam profesinya. Sesungguhnya pergumulan seperti ini sering kita hadapi sebagai murid-murid Kristus yang berusaha taati panggilan-Nya. Maka penting bagi kita untuk bisa hadapi pergumulan ini dengan benar.
Bila kita simak isi pasal keempatbelas Injil Yohanes, tampak pada bagian intinya Yesus memberikan suatu penugasan yang saya pikir akan menjadi suatu “mission imposible” bagi murid-murid-Nya saat itu—maupun juga kita murid-murid-Nya saat ini. Ia berkata kepada mereka, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu” (Yoh. 14:12).
Bila kita perhatikan konteksnya dalam Injil Yohanes, pasal ini terdapat dalam suatu bagian besar di mana Yesus membukakan diri-Nya lebih lagi secara eksklusif kepada murid-murid-Nya, terkait Ia akan kembali kepada Bapa-Nya. Ia juga telah memberitakan kepada mereka tentang kematian-Nya dan bahwa Ia akan dikhianati (Yoh. 12:20-36, 13:18-30).
Yesus tahu perasaan dan pikiran murid-murid-Nya mendengar hal itu. Sebab itu Ia berusaha menenangkan kegelisahan hati mereka, dan meminta mereka percaya bahwa Dia pergi untuk menyiapkan tempat di rumah Bapa, dan akan kembali untuk membawa mereka ke sana (Yoh. 14:1-3). Dan untuk bisa menikmati itu, hanya 1 syarat yang harus dipenuhi mereka: percaya kepada Yesus dan pekerjaan-pekerjaan-Nya (Yoh. 14:4-11).
Sungguh menenangkan bukan? Tetapi saya pikir, pasti murid-murid jadi gelisah lagi saat mendengar pernyataan Yesus di ayat 12 tadi. “Mengerjakan pekerjaan-pekerjaan Yesus secara lebih besar lagi? Mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sama besar saja sulit, bagi kami yang masih baru magang saja dalam misi Yesus, banyak kelemahan, banyak kekurangan. Belum lagi kondisi sekitar tak mendukung. Yesus saja bilang Dia akan dikhinati dan mati, karena pekerjaan-pekerjaan-Nya. Apalagi kalau mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi”, mungkin demikian pikir mereka.
Saya yakin, kita juga berpikir demikian. Melihat kemampuan diri. Melihat kelemahan dan kegagalan diri. Melihat kondisi keluarga. Melihat kondisi dunia saat ini. Melihat orang-orang yang Tuhan percayakan untuk kita layani. Mission impossible juga itu. Ya tentu akan demikian adanya bila kita hanya memandang kepada hal-hal di atas. Tetapi akan lain halnya bila kita memandang kepada Yesus dan apa yang Ia firmankan itu.
Pertama, mari simak apa yang Yesus maksud dengan “melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu”. Kata yang digunakan pakai untuk “pekerjaan-pekerjaan” itu dipakai berulang kali dalam pelayanan Yesus yang tercatat di Injil Yohanes: (1) menginjili perempuan Samaria [4:34]; (2) Menyembuhkan orang lumpuh di kolam Bethesda [5:20; 7:21]; (3) Menyembuhkan orang yang buta dari lahir [9:3,4]; (4) Beragam mujizat [7:3; 10:25,32,33,37,38; 14:11,12; 15:24]; (5) Pengajaran Yesus [10]; (6) Keseluruhan pelayanan Yesus [5:36; 17:4]. Jadi, “pekerjaan-pekerjaan” ini menyangkut segala bentuk pelayanan yang Yesus kerjakan. Jika dikaitkan dengan kita, maka akan mencakup segala macam pekerjaan yang Tuhan percayakan untuk kita kerjakan sebagai bagian dari misi-Nya.
Kedua, simak frase “yang lebih besar dari pada itu”. Frase ini diterjemahkan dari kata “meizona”, yang artinya lebih besar dalam kualitas, lebih bernilai penting, atau lebih impresif. Mengapa pekerjaan-pekerjaan ini lebih besar dalam kualitas, lebih bernilai penting, lebih impressif? Dan pekerjaan macam apa ini? Jawabannya bisa kita dapat dari apa yang ada di ujung ayat 12, “Sebab Aku pergi kepada Bapa”. Bagaimana caranya Yesus pergi kepada Bapa? Melalui kematian-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pekerjaan Yesus, yang Yesus katakan akan kita kerjakan itu, adalah meyaksikan lewat perkataan dan perbuatan kita, sesuai dengan panggilan dan karunia-Nya kepada kita masing-masing, tentang karya-Nya yang telah selesai sempurna di kayu salib, dan tentang Kerajaan-Nya yang telah Dia hadirkan. Pekerjaan pelayanan Yesus sebelum kematian dan kebangkitan-Nya, hanyalah awal dari dua hal tersebut. Sebab itu, pekerjaan pelayanan yang kita kerjakan karena Dia sudah mati dan bangkit itu, “lebih besar” dari pekerjaan pelayanan-Nya itu.
Nah, sekarang tinggal melihat apakah ini tepat kita pandang sebagai suatu “mission impossible” atau “mission possible”? Untuk hal ini, Yesus telah memberikan pertolongan besar bagi kita lewat 4 hal yang Dia nyatakan.
Kita sudah dimungkinkan untuk mengerjakan pekerjaaan-pekerjaan yang lebih besar itu. Lihat Yesus berkata “Sebab Aku pergi kepada Bapa” (14:12). Bagi murid-murid-Nya saat itu, Dia baru akan pergi kembali kepada Bapa-Nya, lewat kematian dan kebangkitan-Nya. Tetapi bagi kita, murid-murid-Nya yang hidup di zaman ini, jelas Dia telah mati dan bangkit, dan telah kembali kepada Bapa. Jadi kita sudah dimungkinkan untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pekerjaan-pekerjaan-Nya.
Kedua, Kita berdoa saja sehingga pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar itu jadi “mission possible”. Lihat Yesus berkata, “dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya. (14:13-14)" Ketika kita menaikkan permohonan “dalam nama Yesus”, yang artinya melalui Yesus, yang telah ada di surga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa, sebagai perantaraan, maka Yesus sendiri yang akan memberikan apa yang kita minta itu. Perhatikan dua kali Yesus katakan “Aku akan melakukannya”. Dia yang telah mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang Bapa perintahkan dalam misi-Nya di dunia ini, akan terus mengerjakannya. Mengerjakan pekerjaan-pekerjaan besar itu dari surga sebagai respon terhadap doa-doa yang kita murid-murid-Nya naikkan dari dunia ini. Dia mengerjakan-Nya di dalam dan melalui kita. So, mission possible! Hanya saja, masihkan kita mengerjakan tugas panggilan kita dengan sikap dalam nama-Nya?
Ketiga, supaya Dia bisa mengerjakan itu di dalam dan melalui kita, kita diminta “…mengasihi Aku, … menuruti segala perintahKu”. Ingat bahwa pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar itu adalah kesaksian kita akan karya-Nya yang telah selesai sempurna di kayu salib, dan tentang Kerajaan-Nya yang telah Dia hadirkan. Sudah jelas kita harus menunjukkan Dia adalah Sang Raja dalam hidup kita dengan menaati perintah-perintah-Nya. So, mission possible jika kita taati segala perintah-Nya. Hidup dan melayani sesuai Injil-Nya. Hanya, masihkan kita terus taati segala perintah-Nya, ketika godaan dan tantangan datang mengancam? Dan itu lahir dari kasih kita kepada-Nya?
Keempat, sebagai pamungkas, Yesus menjanjikan “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu (14:16-17)” Yesus janjikan Roh Kudus, yang disebut sebagai “seorang Penolong yang lain”. Kata Yunaninya Parakletos. Kata ini lebih cocok diterjemahkan seperti dalam New English Translation, “another Advocate”. Sebab Yesus sedang menggunakan gambaran situasi dalam ruang sidang pengadilan. Seorang advokat akan memberikan advokasi-advokasi atau dukungan-dukungan terhadap posisi atau sudut pandang orang yang didampinginya dalam proses pengadilan. Dan ini dilakukan terus selama proses pengadilan itu. Ini peran yang dimainkan Roh Kudus terhadap murid-murid ketika mereka mengerjakan misi yang Yesus berikan. Sebelum Yesus kembali kepada Bapa, Dialah yang memainkan peran ini bagi murid-murid-Nya. Setelah Yesus kembali kepada Bapa, Roh Kudus akan menggantikan Yesus jalankan peran itu. Itu sebabnya Yesus bilang “seorang Advokat yang lain”. Dan, Advokat Pengganti ini akan mendampingi murid-murid selamanya, berdiam di dalam murid-murid-Nya. Di dalam kita juga tentunya. Dan Advokat ini telah diberikan kepada kita bukan? Kurang apa lagi agar pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar itu jadi mission possible? Hanya apakah kita mendengarkan dan menerima advokasi-advokasi Advokat kita ini? Dan kita terus berdoa dan berjuang hidup kudus, agar Advokat kita ini bisa terus bekerja di dalam kita?
Kiranya anugerah Tuhan cukup bagi kita masing-masing, sehingga kita dapat mengerjakan pekerjaan-pekerjaan Yesus yang lebih besar lagi, dan dunia bisa mendengar serta melihat Dia, karya-Nya yang telah selesai sempurna di kayu salib, serta Kerajaan-Nya yang sudah, sedang dan akan datang.
*Penulis merupakan staf Perkantas Jakarta
/stl
Comments