top of page
Subscribe
Instagram
Facebook
Donation

Berani Gunakan Kesempatan yang Tuhan Buka

ree

" Membangun Pelayanan Bertahan dalam Berbagai Ancaman " (bagian kedua)


“Ketika Anda menyerang dengan baik, Anda akan bertahan dengan baik. Kami bertahan 40 m dari gawang, kami ingin bermain dengan cara tersebut. Saya selalu percaya ketika bola jauh dari gawang, kami aman,” kata Pep Guardiola, pelatih Manchester City, ketika tim asuhannya itu berhasil mengamankan babak semifinal FA CUP tahun 2017.

Dalam tulisan bagian pertama, kita telah belajar dari Daniel 1 cara pertama bagaimana kita dapat membangun pelayanan yang bertahan dalam berbagai ancaman yaitu dengan berani tidak kompromi karena meyakini Allah berdaulat penuh. Lalu apa lagi yang Allah kehendaki kita lakukan? Saya setuju dengan pernyataan Pep Guardiola. Ketika kita menyerang dengan baik, kita akan bertahan dengan baik. Ini cara kedua bagaimana kita dapat membangun pelayanan yang bertahan dalam ancaman. Bukankah kita yakin, dan banyak kali juga alami, bahwa Tuhan berdaulat penuh? Ini seharusnya mendorong kita untuk berani “menyerang”. Berani menggunakan setiap kesempatan yang Tuhan buka bagi kita untuk hadirkan Kerajaan-Nya, di tiap tempat di mana Dia telah tempatkan kita. Ini dapat kita lihat dalam bagian-bagian selanjutnya dari kitab Daniel. Dalam Daniel pasal 1 dapat dikatakan Daniel, Hananya, Misael dan Azarya hanya bertahan menghadapi serangan-serangan musuh berupa tindakan isolasi, indoktrinasi, asimilasi dan disorientasi. Tetapi dalam pasal 2 hingga 6, narator menceritakan bagaimana ketika Tuhan membuka kesempatan, maka keempat pemuda umat-Nya itu melakukan serangan balik dan mencetak skor gemilang, yang kian menampakkan kedaulatan Allah yang terus menghadirkan Kerajaan-Nya di tengah dunia. Raja-raja dunia dan kerajaan-kerajaan dunia kalah. Tuhan dan Kerajaan-Nya adalah sang juaranya.


Dalam Daniel 2, narator menceritakan bagaimana Tuhan membuka kesempatan dengan memberikan sebuah mimpi  kepada raja Nebukadnezar. Mimpi itu membuat dia sangat tertekan dan alami insomnia (2:1). Pada masa itu, sebuah mimpi dianggap sesuatu yang sangat penting, sebab merupakan sarana para dewa-dewi memberikan petunjuk tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Karena itu, ia meminta para pakar andalannya, yaitu “orang-orang berilmu, ahli jampi, ahli sihir dan pada Kasdim” untuk memberitahukan apa mimpinya dan artinya (2:2-3). Bila tidak dapat, maka mereka akan dipenggal dan rumah mereka akan dihancurkan (2:5). Tapi mereka tak berdaya untuk menolong raja kerajaan terbesar di dunia itu (2:10-11). Maka Nebukadnezar jadi geram dan murka, serta memerintahkan agar semua orang berilmu di Babel dieksekusi seperti yang sudah ia titahkan. Dan ini berarti termasuk Daniel dan Kawan-kawannya.


Ariokh, Komandan pengawal raja, datang untuk mengeksekusi Daniel dan 3 orang kawannya. Dengan berani dan bijak, Daniel mengajukan pertanyaan kepada sang komandan, “Why is the decree from the king so urgent?” (NET, 2:15). Ariokh memberitahukan mengapa. Mendengar itu, Daniel pergi menghadap raja dan meminta diberi waktu guna dapat memberitahu mimpi raja serta maknanya (2:16). Padahal raja telah murka karena memandang orang-orang Kasdim telah coba mengulur-ngulur waktu dalam memberitahu mimpinya serta maknanya (2:8). Keren! Daniel, seorang pemuda, seorang buangan, seorang yang masuk dalam daftar eksekusi raja kafir yang kejam, bertindak penuh iman dan berani. Dengan penuh iman pula, Daniel, bersama Hananya, Misael dan Azarya, berdoa memohon belas kasihan Allah Semesta Langit mengenai mimpi raja dan artinya, agar mereka, dan juga orang-orang berilmu yang lain di Babel tidak dieksekusi (2:17). Sesudah itu, Daniel dan kawan-kawan mengambil satu tindakan penuh iman dan berani, yaitu: tidur.


Dan Tuhan pun berkenan menyingkapkan mimpi Nebukadnezar serta artinya dalam suatu penglihatan di saat ia tidur itu (2:19). Lalu Daniel memuji Allah Semesta Langit, yang telah memberikan dia “wisdom and power” (NET), dan memberitahukan kepadanya mimpi Nebukadnezar serta maknanya (2:20-23). Kemudian ia pergi kepada Ariokh, meminta agar orang-orang berilmu jangan dieksekusi, dan membawa dia kepada raja untuk memberitahukan mimpinya serta maknanya (2:24-25). Ketika raja Nebukadnezar bertanya ”Sanggupkah engkau memberitahukan kepadaku mimpi yang telah kulihat itu dengan maknanya juga?” Daniel menjawab, ”Rahasia, yang ditanyakan tuanku raja, tidaklah dapat diberitahukan kepada raja oleh orang bijaksana, ahli jampi, orang berilmu atau ahli nujum. Tetapi di sorga ada Allah yang menyingkapkan rahasia-rahasia; Ia telah memberitahukan kepada tuanku raja Nebukadnezar apa yang akan terjadi pada hari-hari yang akan datang.” (2:26-28). Keren! Pemuda Israel itu menggunakan kesempatan itu untuk menyatakan kemahakuasaan Tuhan kepada raja negeri kafir itu.


Dalam mimpinya Nebukadnezar melihat sebuah patung yang amat besar, berkilauan dan menakutkan. Kepala patung itu dari emas murni, dada dan lengannya dari perak, perut dan pinggangnya dari tembaga, pahanya dari besi, dan sebagian kakinya dari besi, sebagian lagi dari tanah liat. Lalu sebuah batu terpotong tanpa perbuatan manusia, dan jatuh menimpa patung itu hingga remuk serta hilang lenyap ditiup angin laksana sekam ditiup angin. Sedangkan batu yang menimpa patung itu menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi (2:31-35). Dengan berani pula Daniel menyatakan bahwa kepala patung yang dari emas itu adalah raja Nebukadnezar. Dia bisa berkuasa adalah karena Allah Semesta Langit memberikan kerajaan, kekuasaan, kekuatan dan kemuliaan. Allah juga telah menentukan batas-batas kekuasaannya. Sesudah kerajaan Babel berjaya, akan muncul empat kerajaan lain, yang kekuatannya makin lebih kecil. Tetapi semuanya bernasib sama: akan hancur diremukkan oleh batu yang menimpa mereka. Dan batu itu adalah Kerajaan Allah (dengan Kristus sebagai Sang Raja, bila kita melihat bagian-bagian lain Alkitab) yang tidak akan akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaannya tidak akan beralih kepada yang lain (2:36-45). Keren! Seorang pemuda yang berani mengambil kesempatan yang Tuhan buka, telah dipakai Tuhan untuk nyatakan kemahakuasaan-Nya serta rencana-Nya hadirkan Kerajaan-nya yang kekal. Dan itu membuat Nebukadnezar berkata, ”Sesungguhnyalah, Allahmu itu Allah yang mengatasi segala allah dan Yang berkuasa atas segala raja, dan Yang menyingkapkan rahasia-rahasia, sebab engkau telah dapat menyingkapkan rahasia itu” (2:47). Sayangnya, dia belum mau menyembah Allah. Dia hanya sujud menyembah dan mempersembahkan korban serta wangi-wangian kepada Daniel (2:46).


Bila kita masuk ke dalam Daniel 3, kita kembali melihat Tuhan membuka sebuah kesempatan. Kali ini bagi Hananya, Misael dan Azarya. Raja Nebukadnezar membangun patung setinggi 27,4 meter, yang dari kepala hingga kaki terbuat dari emas. Kemungkinan ini adalah patung dirinya, dan merupakan responnya terhadap pernyataan Tuhan dalam mimpinya di Daniel 2. Tampaknya dia hendak menyatakan, “Engkau bilang kekuasaanku hanya sementara saja? Tidak. Aku akan berkuasa selamanya. Ini tandanya: patungku kubuat seluruhnya dari emas, dan lihatlah para penguasa serta orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, semuanya sujud menyembahnya. Sujud menyembah aku!” Semuanya? Tidak semua. Hananya, Misael dan Azarya, tidak sujud menyembah! Meskipun diancam dilemparkan ke tanur tempat peleburan logam! 


Nebukadnezar murka, dan secara langsung mengancam melemparkan trio pemuda Israel itu ke dalam tanur peleburan logam jika tidak mau menyembah patungnya itu. Ia juga menantang dan merendahkan Allah, dengan berkata,” “Emangnya Allah-mu itu sungguh-sungguh ada dan sanggup lepaskan kalian dari tanganku?” (parafrase 3:16). Hananya, Misael dan Azarya melihat ini sebagai kesempatan yang Tuhan buka untuk menyatakan siapa Dia dan iman mereka kepada-Nya. Kepada Nebukadnezar, dengan didengar orang-orang Kasdim serta sekalian orang dari segala bangsa, suku dan bahasa yang telah memilih menyembah patung raja itu, mereka berkata: 

“We do not need to give you a reply concerning this. If our God whom we are serving exists, he is able to rescue us from the furnace of blazing fire, and he will rescue us, O king, from your power as well. But if not, let it be known to you, O king, that we donʼt serve your gods, and we will not pay homage to the golden statue that you have erected.” (3:16-18, NET). 

Kami percaya Allah kami ada. Kami percaya Dia sanggup serta mau selamatkan kami. Kami serahkan keselamatan kami pada rencana providensia-Nya, sebab kami takut karena hormat kepada-Nya. Kami telah dan tetap akan takut kepada Allah kami. Bukan kepadamu atau lainnya. Untuk hal ini, kami bersedia mati bagi DIA. Inilah pilihan kami. Ini kesaksian kami. 


Dan Tuhan berkenan akan keberanian mereka menggunakan kesempatan yang Ia buka itu. Dia mengonfirmasi kesaksian mereka. Meski dilemparkan ke tanur yang bernyala-nyala, mereka tidak terbakar, sedangkan prajurit-prajurit Babel yang melemparkan mereka itu mati terbakar (3:19-23). Bahkan Dia hadir dan berjalan-jalan bersama mereka di tengah tanur yang bernyala-nyala itu (3:24-25). Sehingga Nebukadnezar mengaku, ”Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka. Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari bangsa, suku bangsa atau bahasa mana pun ia, yang mengucapkan penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan puing, karena tidak ada allah lain yang dapat melepaskan secara demikian itu” (3:28-29). Sayangnya, dia hanya mau mengakui Allah sebagai “Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego”, bukan sebagai “Allah-ku”. 


Namun Allah tidak berhenti sampai di situ. Ia terus berusaha menjangkau Nebukadnezar dengan anugerah-Nya. Karena itu, dalam Daniel 4, kita melihat kembali Ia membuka kesempatan bagi Daniel untuk beraksi. Dia kembali memberikan sebuah mimpi bagi Nebukadnezar. Kembali Nebukadnezar jadi gelisah luar biasa. Kembali ia meminta orang-orang berilmu, ahli jampi, para Kasdim dan ahli nujum memberitahukan arti mimpinya. Kembali orang-orang yang diandalkannya itu tak dapat memberitahukan arti mimpinya. Kembali dia terpaksa berpaling kepada Daniel untuk menerangkan arti mimpinya (4:1-9). Ia bermimpi melihat di tengah bumi ada sebuah pohon yang tinggi, dan yang bertambah besar serta kuat, hingga terlihat dari ujung-ujung bumi. Daun-daunnya indah dan buah-buahnya berlimpah, menjadi makanan bagi semua yang hidup. Di bawahnya binatang-binatang bernaung dan di dahan-dahannya bersarang burung-burung. Lalu seorang penjaga kudus turun dari langit dan memerintahkan agar pohon itu ditebang, hingga tak lagi jadi tempat hidup banyak mahluk. Tetapi tunggul pohon itu tetap dibiarkan ada dan dilindungi dengan rantai besi serta tembaga. Tunggul itu dibiarkan dibasahi embun dari langit, dan bersama-sama binatang-binatang, makan rumput. Hati manusianya berubah menjadi hati Binatang. Demikian berlaku selama tujuh masa. Dan itu terjadi supaya orang-orang yang hidup tahu, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, bahkan orang yang paling kecil sekalipun dapat diangkat-Nya untuk kedudukan itu (4:10-17). 


Dengan berani dan penuh hikmat Daniel menerangkan bahwa pohon itu adalah Nebudkanezar sendiri. Mimpi itu akan dialami oleh Nebukadnezar, supaya dia mengakui bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya (4:19-25). Daniel juga memakai kesempatan itu untuk menasehati raja kafir itu agar bertobat, meninggalkan dosa-dosa, dengan berlaku adil dan menunjukkan belas kasihan kepada orang yang tertindas (4:27). Keren! Daniel dengan berani berkata demikian kepada seorang penguasa dunia yang terus-menerus melawan Allah, serta biasa berlaku tak adil dan kejam.


Tuhan kembali berkenan atas Daniel yang berani menggunakan kesempatan yang Ia buka itu. Nebukadnezar benar-benar alami apa yang dinubuatkan dalam mimpi itu. Ia dihalau dari antara manusia dan makan rumput seperti lembu, tubuhnya basah oleh embun, sampai rambutnya menjadi panjang seperti bulu rajawali dan kukunya seperti kuku burung (4:33). Setelah tujuh masa berlalu, dan Nebukadnezar menengadah ke langit, mengakui Yang Mahatinggi, maka akal budinya kembali. Para Menteri dan pembesar menjemput dia, serta mengembalikan kerajaan kepadanya. Hingga dia berkata, ”Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Sorga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak” (4:37). Dia akhirnya percaya dan menyembah Tuhan. 


Mari lanjut ke dalam Daniel 5. Sudah 20 tahun lamanya Daniel tersingkirkan dari ring 1 kerajaan Babel. Dia tak lagi menjadi penguasa tertinggi di bawah raja. Nebukadnezar telah mati, dan digantikan oleh anaknya Nabopolasar. Kemudian karena ketidakmampuan Nabopolasar memimpin, maka anaknya, yaitu Belsyazar, naik tahta memerintah bersamanya. Dalam masa pemerintahan ini, Tuhan kembali membuka kesempatan bagi Daniel untuk menjadi alat-Nya. Suatu hari Belsyazar mengadakan perjamuan besar untuk para pembesarnya. Ketika mabuk oleh anggur, ia memerintahkan agar perkakas-perkakas emas dan perak Bait Allah, yang dulu dirampas oleh Nebukadnezar, dipakai untuk minum oleh dia, para pembesarnya, serta para istri dan gundiknya, sambil memuji-muji dewa-dewi mereka (5:1-4). Ini suatu penghinaan besar bagi Allah.


Allah tak tinggal diam. Maka tampaklah jari-jari tangan manusia menulis pada kapur dinding istana. Belsyazar jadi ketakutan, pucat pasi dan gelisah, hingga gemetar serta tak kuat berdiri. Kembali para ahli jampi, para Kasdim dan para ahli nujum dipanggil menghadap dan diminta membaca dan mengartikan tulisan di dinding itu, dengan iming-iming hadiah jubah kain ungu, kalung rantai emas, serta akan dijadikan “orang ketiga”, memerintah bersama Nabopolasar dan Belsyazar. Tapi mereka yang sanggup. Raja itu pun menjadi kian cemas dan pucat (5:5-9). Mendengar itu, ibu suri masuk dan menyarankan agar Belsyazar memanggil Daniel, untuk membaca dan menerangkan arti tulisan itu. Maka Daniel pun dipanggil.


Meski sudah tersingkirkan dari ring 1 selama 20 tahun, Daniel tetap berani menggunakan kesempatan yang Tuhan buka. Dia memulai dengan tegas menolak iming-iming hadiah yang ditawarkan Belsyazar, tanda ia tahu bahwa kesempatan telah Tuhan buka bukan untuk dia dapat keuntungan pribadi, tetapi untuk dia dapat jalankan misi-Nya di Babel. Lalu dia lanjut dengan menjelaskan bahwa tulisan di dinding itu Tuhan tampilkan sebab Belsyazar telah meninggikan diri di hadapan Tuhan, Sang Pemberi Kekuasaan. Belsyazar juga tak belajar dari kakeknya, yaitu Nebukadnezar, yang pernah meninggikan diri sedemikian rupa, hingga direndahkan sedemikian rupa oleh Allah. Tulisan di dinding itu, “Mene, mene, tekel ufarsin”, artinya pemerintahan Belsyazar telah dihitung dan diakhiri oleh Allah, sebab telah ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan, tidak sesuai standar Allah. Dan karena itu kerajaannya diberikan kepada orang Media Persia (5:17-28). Keren! Daniel, yang sudah disingkirkan dari ring 1 selama 20 tahun, berani tampil dan menyatakan pesan Allah kepada seorang raja kafir yang berani rendahkan Allah.  


Dan Allah berkenan atas Daniel yang berani menggunakan kesempatan yang Ia buka itu. Pada malam itu juga, pasukan kerajaan Media Persia berhasil menyusup masuk dan menaklukkan kerajaan Babel. Belsyazar terbunuh. Dan Darius, orang Media, naik tahta (5:30-6:1). Daniel dipakai-Nya untuk menyatakan pada dunia, bahwa kalau Babel dikalahkan Media Persia, itu karena Dia bekerja genapi rencana-Nya, hadirkan Kerajaan-Nya, seperti yang sudah disampaikan dalam mimpi yang Ia berikan kepada Nebukadnezar.


Terakhir, lihat Daniel 6. Daniel telah berusia sekitar 80 tahun-an. Tuhan kembali buka kesempatan untuk berkarya dan bersaksi tentang Dia, dalam sebuah kerajaan baru, kerajaan Media Persia, dengan seorang rajanya yang baru, raja Darius. Daniel tak sia-siakan kesempatan itu. Dia terpilih jadi salah satu dari “tiga pejabat tinggi”, yang membawahi “seratus dua puluh wakil-wakil raja” agar “raja jangan dirugikan” (6:1-3). Daniel raih prestasi tinggi serta integritas tinggi, sehingga Darius hendak mengangkatnya menjadi pejabat tertinggi yang membawahi seluruh kerajaan (6:4). Saat kedua “pejabat tinggi” dan para “wakil-wakil raja” jadi iri dan hendak menjatuhkan dia dengan perangkap kebiasaannya berdoa kepada Tuhan, Daniel memakainya sebagai kesempatan untuk menyaksikan siapa Tuhan dan imannya kepada-Nya. Serupa dengan ketiga orang sahabatnya di waktu muda saat dipaksa menyembah patung emas Nebukadzar atau dilemparkan ke tanur yang menyala-nyala, Daniel tua meski hanya seorang diri berhadapan dengan singa-singa dalam gua, berani menyatakan bahwa Tuhan adalah Allah yang berkuasa, dan dia siap jadi korban untuk nyatakan itu.


Demikianlah saudaraku, kehendak Tuhan bagi kita yang disampaikan lewat teladan Daniel, Hananya, Misael dan Azarya. Karena itu, marilah kita menyerang dengan baik, agar dapat bertahan dengan baik dalam menghadapi setiap ancaman di pelayanan kita. Entah kita masih muda, atau sudah memasuki usia tua. Entah kita belum masuk ring 1, sudah di dalam ring 1, ataupun telah sempat dikeluarkan dari ring 1. Entah berhadapan dengan tanur api yang bernyala-nyala, maupun berhadapan dengan gua penuh singa. Mari berani gunakan setiap kesempatan yang Tuhan buka, agar kita dapat saksikan siapa Dia dan iman kita kepada-Nya. Dan banyak orang akhirnya berkata, “Jadi, sekarang aku, … memuji dan meninggikan dan memuliakan Raja Sorga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak.”


Comments


Hubungi Kami

Dapatkan update artikel SAMARITAN terbaru yang dikirimkan langsung ke email Anda.

Daftar menjadi Samareaders sekarang!

Instagram
Facebook
Media Samaritan
Media Samaritan

 Media Samaritan 2022

bottom of page