top of page
Subscribe
Instagram
Facebook
Donation

Berani Tidak Kompromi Karena Yakin Allah Berdaulat Penuh

Updated: Oct 2

"Membangun Pelayanan Bertahan dalam Berbagai Ancaman" Bagian 1

ree
“Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” (Yohanes 16:33b)

Demikian pesan Yesus kepada murid-muridnya di penghujung serangkaian nasehat-Nya agar mereka bertekun ketika nanti Dia telah tunaikan misi dan kembali bertahta. Bagaimana wujud nyata penerapannya dalam mengerjakan panggilan pelayanan yang Tuhan berikan pada kita dengan berbagai ancaman yang ada? Saya melihat Tuhan memberikannya dalam kitab Daniel. Mari lihat apa dinyatakan dalam Daniel 1.


Empat pemuda Israel, yaitu Daniel, Hananya, Misael dan Azarya, menghadapi serangkaian ancaman besar. Nebukadnezar, raja Babel yang kejam dan telah mengalahkan banyak kerajaan, kini telah menyerang kerajaan Yehuda. Yerusalem dihancurkan, Bait Allah dijarah, dibakar dan perkakas-perkakasnya diboyong serta diletakan sebagai trofi kemenangan rumah dewa Babel. Kemungkinan dewa Marduk, yang adalah dewa utama Babel. Ini cara Babel untuk menyatakan, “Dewa kami lebih baik dan lebih kuat daripada Allah-mu, hai orang Israel. Kita pun seringkali menghadapi serangan-serangan serupa, dalam beragam bentuknya, yang coba meluluhlantakkan iman kita akan kuasa Allah kita.


Semuanya itu masih ditambah beberapa ancaman lagi. Yang pertama, Isolasi (Dan. 1:3). Dengan ditawan dan dibuang ke Babel, empat pemuda Israel itu dipisahkan dari Tanah Perjanjian, keluarga serta komunitas mereka. Ini mengguncangkan dan menghancurleburkan dunia mereka. Membuat mereka sangat terisolasi dari apa yang familiar, serta sangat rentan terhadap nilai-nilai dunia kafir yang akan mereka hadapi. Pada masa kini pun, orang-orang dunia ini dengan berbagai strateginya coba mengisolasi kita dari Tuhan, firman-Nya, serta  umat-Nya, agar kita jadi sangat rentan terhadap cara pandang serta budaya mereka.


Yang kedua, Indoktrinasi (Dan. 1:4). Keempat pemuda Israel itu dimasukkan dalam pendidikan di Universitas Negeri Babel, yang akan memberikan mereka pendidikan sekuler dalam bahasa, filsafat, literatur, sains, sejarah dan astrologi Babel. Kepercayaan Babel juga merupakan bagian dari kurikulumnya, demikian pula mitologi, kebesaran dewa Marduk dan kumpulan dewa-dewa dunia timur kuno. Interpretasi mimpi dan pertanda-pertanda gaib termasuk muatan wajibnya.  Jelas indoktrinasi ini juga telah dan terus mengancam kita, lewat pendidikan formal, diklat pelatihan, seminar, film, musik, buku, dan beragam sosial media.


Yang ketiga, Asimilasi (Dan. 1:5). Babel tak hanya berusaha mengubah pemikiran keempat pemuda Israel itu. Gaya hidup Ibrani mereka juga coba ubah. Tiap hari mereka diberikan jatah makanan dan anggur minuman raja Babel. Bila tidak mau, akan ada konsekuensi yang berat diberikan Nebukadnezar (Dan. 1:10). Gaya hidup yang baru ini akan menjerat mereka dengan beragam kenikmatan dan hak Istimewa. Membuat mereka menyerah, dan meninggalkan kehidupan sebagai umat Allah. Pada zaman kita, ancaman ini kian dahsyat. Memiliki gaya hidup dunia yang terkini, sudah menjadi dambaan, bahkan keharusan bila mau diterima. Tak sedikit orang percaya terjebak dan terbenam dalam gaya hidup duniawi. Bahkan tak sedikit gereja atau persekutuan yang telah mengadopsi gaya hidup duniawi, demi mendapatkan pengikut.


Yang keempat, Disorientasi (Dan. 1:6-7). Pemimpin pegawai istana Babel dengan paksa mengganti nama keempat pemuda Israel itu, dari nama yang artinya menghormati satu-satunya Allah yang sejati, yaitu Yahweh, menjadi nama yang artinya menghormati dewa-dewi Babel. Daniel (artinya Elohim [Allah] adalah Hakimku) diganti menjadi Beltsazar (artinya Belti [dewi yang merupakan istri dewa Bel], lindungilah sang raja). Hananya (artinya Yahweh itu penuh kasih karunia) diganti jadi Sadrakh (artinya perintah dari Aku [dewa Bulan]). Misael (artinya siapa yang seperti Allah?) diganti jadi Mesakh (artinya  siapa yang seperti dewa Aku?). Azarya (artinya Yahweh adalah penolong) diganti jadi Abednego (artinya pelayan dari dia yang bersinar cemerlang—dewa Nebo). Nama mereka adalah identitas dan patokan kehidupan mereka. Penggantian nama itu berusaha memaksakan perubahan identitas dan patokan hidup. Disorientasi dari Yahweh kepada berhala-berhala Babel. Dunia kita pun secara halus maupun kasar, berusaha mendisorientasi kita, dengan memberikan identitas-identitas baru, agar berhala-berhala mereka jadi patokan hidup kita.


Bagaimana kita dapat menghadapi ancaman-ancaman tersebut?

Kepada dunia yang berkata, “Berhala-berhala kami lebih baik dan lebih kuat dari Allahmu”, kita harus berani berkata seperti Daniel dan kawan-kawannya, “Tidak, Allah kami adalah Allah yang sejati, Dia Berdaulat penuh atas segala sesuatu”. Narator menunjukkan bahwa inilah keyakinan empat pemuda Israel itu di tengah pelbagai ancaman yang menimpa mereka. Pada ayat 2 dia menyatakannya kepada kita: “Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda, dan sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke tangannya. Semuanya itu dibawanya ke tanah Sinear, ke dalam rumah dewanya; perkakas-perkakas itu dibawanya ke dalam perbendaharaan dewanya.” Bukan Nebukadnezar dan dewanya yang lebih baik dan berkuasa, sehingga dapat menaklukkan Yerusalem dan jarah Rumah Allah. Tetapi Allah yang menyerahkan itu; Dia-lah yang terbaik dan paling berkuasa!


Keyakinan itu dipertunjukkan secara nyata oleh keempat pemuda Israel itu dengan sejak dini membuat tekad bulat kuat di hati “untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu supaya ia tidak usah menajiskan dirinya.” (Daniel 1:8). Sejak dini mereka buat ketetapan dalam hati dan perbuatan untuk tidak mengkompromikan keyakinan-keyakinan dan komitmen-komitmen hidup mereka kepada Allah.


Allah berkenan atas tekad bulat dan kuat dari empat pemuda Israel itu. Ia mengarunikan kepada Daniel dan Kawan-kawan kasih  dan sayang dari Pemimpin Pegawai Istana Nebukadnezar, sehingga mengizinkan ada percobaan hanya makan sayur dan minum air selama 10 hari (Dan. 1:10-14). Setelah masa percobaan lewat, perawakan mereka lebih baik dan kelihatan lebih gemuk daripada semua orang muda yang telah makan santapan raja, sehingga kepada mereka selanjutnya hanya diberikan makan sayur dan air. Dan Tuhan karuniakan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai tulisan serta hikmat. Khusus bagi Daniel, Tuhan karuniakan pengertian tentang beragam penglihatan dan mimpi (Dan. 1:15-17). Dan Tuhan tidak berhenti di situ. Pada akhir masa pendidikan mereka, raja Nebukadnezar tidak mendapati yang setara dengan Daniel, Hananya, Misael dan Azarya, dan mengangkat mereka menjadi pegawainya (Dan. 1:19). Juga setelah berdinas di istana, saat raja menanyakan hal-hal yang memerlukan kebijaksaan dan pengertian, didapatinya mereka berempat itu 10 kali lebih cerdas daripada semua orang berilmu dan ahli jampi di seluruh kerajaannya (Dan. 1:20). Siapa Allah yang lebih baik dan lebih berkuasa dipertontonkan dengan nyata. Dan Dia dapat leluasa menjalankan rencana-Nya di dalam dan melalui empat pemuda Israel itu.


Ingin membangun pelayanan yang bertahan dalam berbagai ancaman? Miliki dan bangun terus keyakinan bahwa Allah yang kita layani itu, adalah satu-satunya Allah sejati yang berdaulat. Dan wujud nyatakan keyakinanmu itu dengan memahatkan tekad bulat dan kuat untuk tidak mengkompromikan keyakinan-keyakinan serta komitmen-komitmen hidupmu sebagai murid Kristus dalam menghadapi setiap ancaman yang ada.

Comments


Hubungi Kami

Dapatkan update artikel SAMARITAN terbaru yang dikirimkan langsung ke email Anda.

Daftar menjadi Samareaders sekarang!

Instagram
Facebook
Media Samaritan
Media Samaritan

 Media Samaritan 2022

bottom of page