Kisah yang indah dalam Efesus 1 ini dapat kita bagi menjadi tiga cerita indah.
Cerita pertama tentang perkenalan Paulus dan penerima suratnya sampai kepada kita (Ayat 1-2).
Penulis memulai suratnya dengan memperkenalkan dirinya: Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah. Bagian ini memberi kita pemahaman bahwa wibawanya sebagai pengajar adalah wibawa dari Kristus dan demi nama Kristus. Ceritanya dilanjutkan dengan kepada siapa surat tersebut ditujukan, yaitukepada orang-orang kudus di Efesus,orang-orang percaya dalam Kristus Yesus. Paulus menyebut mereka “kudus” sebab mereka milik Allah. Paulus juga menyebut mereka “orang percaya” sebab mereka percaya kepada Kristus, dan mereka itu berada di dalam Kristus. Tentu saja hal ini dapat diterapkan kepada semua orang percaya yang dikuduskan dan dikhususkan hidup bagi Allah di setiap zaman. Cerita Paulus dibagian ini dibarengi dengan salam dan berkat: Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.
Cerita kedua, tentang Puji-pujian kepada Allah atas karya kasih karuniaNya bagi kita (Ayat 3-14)
Pada bagian ini Paulus menyatakan puji-pujianan kepada Tritunggal dan sekaligus menegaskan peranNya:
Pertama, Allah Bapa adalah sumber dari semua berkat yang kita nikmati. Dialah yang memprakarsai penyelamatan. Dialah yang mengaruniakan berkat (ayat 3). Dialah yang memilih kita (ayat 4). Dialah yang menentukan kita menjadi anak-anakNya (ayat 5). Dialah yang mengaruniakan anugrahNya dengan melimpah (ayat 7-8). Dialah yang menyatakan rahasia kehendakNya kepada kita (ayat 9) dan Dia bekerja menurut keputusan kehendakNya (ayat 11). Dengan kata lain, Allah Bapa yang mengasihi dan memberkati kita dengan kasih karuniaNya dan sedang mengerjakan rencanaNya yang abadi.
Kedua, Kristus. Kita dimungkinkan menerima semua berkat Ilahi tersebut karena “di dalam Kristus”. Hal ini menegaskan bahwa dulu kita semua berada “di dalam Adam”, artinya kita beranggotakan kemanusiaan yang sudah jatuh ke dalam dosa. Sekarang, kita berada di dalam Kristus, artinya kita beranggotakan kemanusiaan baru yang telah ditebus. Di dalam Kristus, Allah memberkati kita di waktu kini dan memilih kita dalam kekekalan (ayat 3-4). Di dalam Dia yang dikasihNya, Allah mengaruniakan anugrahNya kepada kita sehingga di dalam Dia kita beroleh penebusan dan pengampunan (ayat 7). Di dalam Dia orang Yahudi dan non Yahudi yang percaya menjadi umat Allah dan dimateraikan menjadi umat Allah (ayat 11-14)
Ketiga, Roh Kudus, bekerja dan berkarya sedemikian rupa dalam rangkaian karya kasih karuniaNya bagi kita.
Cerita ketiga, tentang panggilanNya, warisanNya dan kuasaNya yang hebat atas kita (Ayat 15-22)
Dalam bagian ini Paulus menyatakan syukurnya kepada Allah atas iman dan kasih mereka, bahwa mereka, para pembaca-penerima surat ini telah mengambil bagian dalam berkat-berkat penyelamatan Allah, dan itu dilakukannya dengan berdoa untuk mereka. Secara khusus Paulus berdoa supaya mereka mengerti tiga hal berikut:
Pertama, “Pengharapan yang terkandung dalam panggilanNya. Panggilan Ilahi bukanlah sembrono. Dia memanggil dengan tujuan mulia seperti:
Allah memanggil kita supaya menjadi milikNya (Roma1:6). Dia memanggil menjadi anggota dalam persekutuan denganNya (1 Kor 1:9).
Allah juga memanggil kita untuk dijadikan orang-orang kudus dengan panggilan kudus dan meneladaniNya hidup kudus (Roma 1:7, 1 Kor 1:2, 2 Tim 1:9, 1 Pet 1:16).
Allah memanggil kita untuk merdeka. Salah satu sifat dari orang kudus adalah kelepasan dari hukum Taurat dan kuk perhambaan (Gal 5:1,13).
Allah memanggil kita hidup berpadanan dengan panggilan itu, dipanggil dalam satu tubuh, tidak mempermasalahkan ras, dan status sosial (Ef 4:1, Kol 3:15).
Allah memanggil kita mengikuti jejakNya, siap menderita (1 Pet 2:21).
Allah memanggil kita ke dalam kerajaan dan kemulianNya yang kekal (1 Tes 2:12, 1 Pet 5:10)
Semua itu seperti satu paket saat Allah memanggil kita. Ia memanggil kita kepada Kristus dan kekudusan, kepada kemerdekaan dan damai, dan kepada penderitaan dan kemuliaan. Kita dipanggil untuk hidup dengan cara baru yaitu kehidupan yang mengenal, mengasihi, menaati dan melayani Kristus. Kita menikmati persekutuan dengan Dia dan dengan satu sama lain. Kita memandang dan meyadari penderitaan saat ini tapi juga pandangan kita sampai pada kemuliaan yang akan dinyatakan kelak. Demikianlah pengharapan yang terkandung dalam panggilanNya. Paulus berdoa supaya mata hati kita melek dan kita mengerti
Kedua, “Betapa kayanya kemuliaan warisanNya”
Jika panggilan Allah merujuk kepada permulaan kehidupan kita sebagai Kristen, maka warisanNya merujuk kepada kesudahannya. Roh Kudus adalah jaminan bahwa kita akan menerima warisan itu kelak (ayat 14). Warisan yang dilukiskan Petrus tidak dapat binasa, tidak dapat cemar, tidak dapat layu, yang tersimpan di surga bagi kamu (1 Pet 1:4)
Ketiga, “Betapa hebat kuasaNya”
Antara panggilanNya yang merujuk permulaan dan warisanNya yang merujuk pada kesudahannya, Paulus mengajak kita untuk menyadari bahwa hanya kuasa Allah yang dapat memenuhi pengharapan yang terkandung dalam panggilanNya dan kuasa itu pula yang akan membawa kita dengan selamat kepada kekayaan dari kemuliaan warisan yang akhirnya akan kita terima dari Allah. Paulus yakin bahwa kuasa Allah cukup untuk tujuan itu sehingga ia menulis tentang kuasa Allah dan kekuatan kuasaNya dan ia berdoa supaya kita mengerti betapa hebat kuasaNya bagi kita yang percaya
Refleksi
Kisah yang indah ini masih terus berlanjut, mari menjadi bagian dari kisah yang indah ini. Mensyukuri karya kasih karunia dan kuasaNya yang hebat atas kita serta melakukan bagian kita dengan sukacita, semangat, tekun dan setia.
Referensi:
Donald Guthrie at all, The New Bible Commentary, IVP London /Tafsiran Alkitab Masa Kini (1994), Yayasan Komunikasi Binakasih /OMF Jakarta
Jhon R.W Stott, The Messagr Of Ephesians The Bible Speak Today, IVP England/ Efesus, (2000), Yayasan Komunikasi Binakasih /OMF Jakarta
Warren W W Outline and Comments, Calvary Baptist Church, Covington, Kentucky
/stl
Comments