Telaah Kitab Zefanya
Pada bagian pertama (pasal 1) kita telah melihat Zefanya mewartakan berita penghukuman kepada orang Yehuda. Pada pasal 2 dan 3, Zefanya tetap mewartakan berita penghukuman. Kali ini kepada bangsa-bangsa asing yaitu bangsa Filistin, Moab, Ethiopia, Asyur. Kemudian dilanjutkan dengan berita hukuman kepada Yerusalem (Kerajaan Yehuda) dan ditutup dengan penghukuman universal. Namun pada akhir kitab Allah tetap menyediakan harapan bagi kita.
Zefanya, pasal 2 dan 3 menjadi pengingat tentang panggilan Allah untuk bertobat dan janji pemulihan bagi umat-Nya. Dalam kedua pasal ini, kita menemukan pesan yang kuat yang berbicara tentang realita dosa, penghakiman, dan pengampunan melalui kasih karunia-Nya.
2. Penghukuman Allah bagi bangsa-bangsa (pasal 2)
Penghukuman Allah dimulai dari rumah Tuhan (1 Pet. 4:17) dan berlanjut pada bangsa-bangsa lain. Bangsa-bangsa yang disebutkan dalam kitab Zefanya mewakili bangsa-bangsa di seluruh dunia. Bangsa Asyur dibelah utara, bangsa Ethiopia (cush) di sebelah Selatan, Moab dan Amon di sebelah timur dan Filistin di sebelah barat.
1. Penghukuman atas bangsa Filistin.
Pada ayat 5 tertulis “celakalah kamu bangsa Kreti”. Kreti adalah sebuah klan dari bangsa Filistin, yang merupakan musuh bebuyutan orang israel. Sebuah catatan dalam kitab Amos menunjukkan bagaimana bangsa ini menangkap dan menjual orang Israel sebagai budak. Allah mendengar teriakan dan membela umat-Nya. Ayat 5 juga menuliskan hukuman Allah bagi bangsa Kreti ini. Mereka akan binasa, kota-kota meraka akan kosong, tidak aada lagi penduduk di sana.
2. Penghukuman atas bangsa Moab dan Amon.
Kedua bangsa yang tinggal di sisi timur Yudea ini merupakan keturunan Lot sesudah mereka selamat dari hukuman Sodom dan Gomora. Ayat 8 mencatat kedua bangsa ini mencela dan menista umat Tuhan dan menyombongkan diri atas tanah Kanaan. Kedua bangsa ini akan berakhir seperti Sodom dan Gomora. Demikian hukuman Tuhan.
3. Penghukuman atas bangsa Ethiopia
Bangsa “cush” atau Ethiopia yang juga merupakan musuh bebuyutan umat Isarel ini tidak lepas dari hukuman Tuhan. Allah memakai tangan bangsa Babil menghukum mereka dengan pedang (Yesaya 18 dan Yehezkiel 30:4-9).
4. Penghukuman atas bangsa Asyur
Pada masa itu, Asyur merupakan bangsa yang mempunyai kekuatan milter terbesar di kawasan itu. Sebelum kebangkitan Babilonia, maka Asyur merupakan superpower diantara bangsa-bangsa. Satu setengah abad yang lalu, bangsa Asyur, dengan ibukotanya Niniwe bertobat sebagai buah pelayanan Yunus, namun seiring dengan berjalannnya waktu mereka kembali kepada perilaku yang jahat dan kejam. Sang superpower pun tidak luput dari hukuman Tuhan. Niniwe dan semua kota dihancurkan tahun 612 SM. Dalam waktu kurang dari 10 tahun kekaisaran Asyur tidak ada bekas-bekasnya lagi. Zefanya menyaksikan hal tersebut di depan matanya
Jika nubuatan Zefanya atas kota-kota telah tergenapi, maka perkataan sang nabi atas “judgement day” telah menjadi kenyataan. Tak ada sebuah superpower pun dapat menghindar. Hukuman Allah bagi bangsa kita sendiri dan bagi bangsa-bangsa di dunia ini pasti akan tiba.
Kembali kita diingatkan bahwa Allah akan menghukum umat-Nya atas ketidaktaatan mereka. Kita memang dipanggil untuk menjadi berbeda dan tidak serupa dengan dunia ini (Roma 12:2). Hal kedua kita juga diingatkan Allah adalah Allah yang membela kita. Dia membela kita di hadapan bangsa bangsa yang menganiaya umat-Nya. Ketiga, Firman Allah selalu digenapi pada waktunya. Kita dapat bergantung sepenuhnya pada kebenaran Firman
3. Yang setia yang dijagai-Nya
Hukuman atas Yerusalam (Zefanya 3:1-8)
Setelah menyampaikan pesan hukuman atas bangsa bangsa lain, Zefanya kembali kepada isu utama yaitu dosa dosa di Yerusalem. Alih-alih sebagai kota suci, Yerusalem telah terpolusi oleh orang-orang berdosa yang cemar, menindas dan tidak mau mendengarkan teguran memberontak (ayat 1), mereka sudah tidak beribadah lagi kepada dan bahkan tidak mempercayai Allah lagi (ayat 2). Akar masalah orang berdosa ini adalah kesombongan (pride) dan self-esteem yang berlebihan. Mereka merasa tidak memerlukan Tuhan lagi.
Polusi yang kedua adalah pemimpin dan pemuka masyarakat yang tidak takut akan Tuhan. Para pemimpin yang diharapkan bisa menjadi model dan panutan rohani serta mengarahkan umat untuk semakin dekat kepada Tuhan justru mempunyai kelakuan seperti binatang. Seperti singa dan serigala yang rakus (ayat 3) dan mengambil keuntungan pribadi dari rakyatnya. Para nabi telah berkhianat dan memperkosa hukum Taurat (ayat 4), tidak lagi mendengar dan memberitakan kebenaran jalan Tuhan yang benar.
Ayat 8 menutup kisah tentang dosa Yerusalem ini dengan sebuah ilustrasi pengadilan dimana Dia akan menjadi saksi bagi atas kejahatan umat-Nya dan akan menumpahkan kegeramannya atas Yerusalem dan bangsa-bangsa. Allah tetap Allah yang adil dan berdaulat dalam menjalankan keadilan-Nya
Pengharapan untuk yang setia (Zefanya 3:9-20)
Meskipun kesetiaan Allah dan peringatan-Nya disampaikan berulang-ulang, kota itu tetap keras kepala, ditandai oleh penindasan, ketidakjujuran, dan dosa yang tak bertobat. Namun, bahkan di tengah-tengah pemberontakan seperti itu, ada cahaya harapan. Zefanya berbicara tentang sisa yang setia di dalam Yerusalem, beberapa yang rendah hati dan benar yang akan dipelihara dan dilindungi Allah di tengah penghakiman.
Pada ayat 9 dan 10 Zefanya menawarkan pesan harapan dan pemulihan. Allah berjanji untuk menyucikan bibir umat-Nya, agar mereka dapat menyembah-Nya dengan tulus dan bersatu. Dia berjanji untuk mengumpulkan yang terdispersi dan memulihkan kekayaan sisa-Nya yang setia.
Selanjutnya suasana pekat penghukuman berubah menjadi kecerahan sukacita saat Zefanya membayangkan masa depan di mana Allah diam di tengah-tengah umat-Nya, saat mereka bersukacita karena diselamatkan dari ketakutan dan penindasan.
Perikop ini menjabarkan 3 stanza pemberitaan penebusan setelah hukuman Allah. Pertama, tentang jaminan bahwa bangsa bangsa akan dipulihkan, umat yang setia akan di restorasi, Jerusalem dibersihkan (9-13). Kedua, sukacita dipulihkan, puteri Sion akan bersorak bersukacita (14-15), tidak ada lagi ketakutan karena Allah ada bersama mereka (16-17). Ketiga, ayat 18-20 menyimpulkan semua pemulihan yang dilakukan Tuhan.
Zefanya 2-3 berfungsi sebagai panggilan yang kuat untuk bertobat dan kesaksian akan kedaulatan dan rahmat Allah. Melalui kata-kata nabi itu, kita diingatkan akan konsekuensi dosa, kepastian penghakiman, dan janji pemulihan bagi mereka yang berbalik kepada Allah dengan rendah hati dan iman. Kiranya kita memperhatikan peringatan Zefanya, merangkul pertobatan, dan dengan sabar menanti pemenuhan rencana penebusan Allah dalam hidup kita dan di dunia. Kiranya Allah, sumber pengharapan memenuhi kita dengan sukacita dan damai sejahtera dalam Roh Kudus serta berlimpah dalam pengharapan.
Commentaires