Ketika Allah Memanggil, Apakah Kita Mengeraskan Hati?
- dr. Max Nathanael W., Sp.PD

- Aug 14
- 3 min read

Banyak orang Kristen sering mendengar, bahkan membahas tentang 'panggilan hidup'. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan panggilan hidup bagi orang Kristen?
Panggilan hidup orang Kristen dapat dibedakan menjadi panggilan umum dan panggilan khusus. Berdasarkan Kitab Yohanes 17:18, “Sama seperti Engkau telah mengutus Aku (Yesus) ke dalam dunia, demikian pula Aku (Yesus) telah mengutus mereka ke dalam dunia.” Ayat ini menyatakan dengan jelas panggilan umum orang Kristen adalah menjadi saksi Kristus di mana pun mereka berada (ditempatkan).
Hal yang selanjutnya yang perlu untuk dibahas lebih mendalam adalah panggilan khusus. Beberapa orang dipanggil untuk menjadi saksi Kristus di tempat tertentu, mungkin ke tempat dengan budaya yang berbeda, atau bahkan pergi bermisi ke tempat terpencil. Panggilan bermisi merupakan respon setiap orang percaya terhadap cinta kasih Kristus yang menyelamatkan dari hukuman dosa. Pada Kitab 1 Korintus 9:16, Rasul Paulus melihat misi untuk memberitakan Injil sebagai konsekuensi dari kasih karunia keselamatan yang telah ia terima, bukan beban hidup atau pilihan yang bersifat opsional (bisa ya, bisa tidak).
Pertanyaannya adalah: sebagai orang Kristen yang telah mengalami kelahiran baru dan menerima kasih karunia keselamatan, sudahkah kita sungguh-sungguh menggumulkan panggilan hidup kita? Ataukah justru kita sedang menjalani panggilan hidup versi kita sendiri, yang tidak sesuai dengan standar Allah? Apakah kita malah sering menuntut Allah untuk memenuhi keinginan dan standar kita, padahal seharusnya kitalah yang menyesuaikan diri dengan standar Allah?
Allah memang berdaulat dan Mahakuasa, namun dalam kasih dan hikmat-Nya, Ia memilih bekerja melalui manusia—ciptaan-Nya yang dicipta segambar dengan-Nya (Imago Dei)—untuk melaksanakan rencana-Nya di dunia. Kitab Kejadian 2:15, “Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.” Sejak awal, manusia ditunjuk menjadi mitra kerja Allah: mewakili-Nya untuk memelihara ciptaan dan menjalankan kehendak-Nya di bumi. Panggilan Allah adalah kasih karunia, bukan karena manusia mampu, tapi karena Allah ingin melibatkan umat-Nya dalam rencana penebusan dunia. Dari Kitab Efesus 2:10, “Kita ini adalah ciptaan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya.” Allah bukan hanya menyelamatkan kita, tapi juga memanggil kita untuk menjadi alat kasih dan kebenaran-Nya di dunia ini.
Allah memanggil manusia untuk melakukan kehendak-Nya agar dunia melihat siapa Dia melalui hidup orang percaya. “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5:16). Misi kita di dunia adalah memantulkan kemuliaan Allah, bukan untuk diri sendiri, tapi supaya orang lain tertarik kepada Dia.
Sebagai dokter Kristen yang telah menerima kasih karunia keselamatan, sudah seharusnya kita merespons panggilan itu dengan melayani pasien-pasien kita dalam semangat misi Kristen. Pelayanan misi bukan hanya soal memberitakan Injil melalui pelayanan kesehatan, tetapi juga berupaya untuk memberikan pelayanan yang holistik—menyentuh seluruh aspek kebutuhan pasien. Kita perlu peka terhadap kebutuhan mereka dan hadir untuk menjawab kebutuhan nyata yang mereka hadapi. Kita belajar dari teladan Kristus yang menyembuhkan orang sakit (Luk. 10:9), memberi makan kepada yang lapar (Mat. 25:35–40), dan membela mereka yang tertindas (Yes. 1:17).
Marilah kita setia menggumulkan dan menjalani panggilan hidup yang Tuhan percayakan kepada kita. Jangan mengeraskan hati atau membiarkan ego menguasai diri. Peliharalah iman kita sebagai orang Kristen, dan tetaplah peka terhadap suara dan panggilan Allah. Teruslah menguji dan menegaskan panggilan hidup kita di hadapan-Nya. Jangan sampai kita hidup sedemikian rupa hingga Allah memalingkan wajah-Nya dan tidak lagi mengindahkan kita. “Soli Deo Gloria” — segala kemuliaan hanya bagi Allah, yang dari Dia, oleh Dia, dan kepada Dialah segala sesuatu (Roma 11:36)
/ff








Comments