top of page
Subscribe
Instagram
Facebook
Donation

Ketika Rumah Sakit Misi Menurunkan Layar dan Kehilangan Awaknya

Updated: 23 hours ago

Ketika dokter Kristen mendengar tentang Rumah Sakit Misi Kristen, saya berharap yang kita pikirkan adalah Rumah Sakit yang melayani pasien-pasiennya dengan semangat misi kristiani dan memberikan pelayanan kesehatan kepada sesama tanpa memandang perbedaan, pemberitaan Injil, dan melayani sesama seperti teladan Kristus. Semoga saja generasi sekarang ini, ketika mendengar tentang Rumah Sakit Misi Kristen, tidak mendadak alergi, karena berpikir harus pergi ke tempat yang terpencil, bekerja keras, dibayar murah, dan hidup jauh dari kenyamanan dunia, dan akhirnya menjauhi beritanya, panggilan-Nya, atau bahkan menganggap segala sesuatu tentang Rumah Sakit Misi Kristen itu seperti alergen untuk tubuh yang harus dihindari.


Kitab Matius, 9:36 “Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala” dan Kitab Matius 14:14, “Ketika Yesus mendarat dan melihat orang banyak yang besar jumlahnya, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.”

Kita sebagai dokter Kristen belajar dari teladan Kristus untuk tidak hanya melayani pasien-pasien kita karena belas kasih kita kepada mereka yang membutuhkan pengobatan semata, tetapi kita juga terpanggil untuk melayani mereka yang terhilang secara rohani seperti domba yang tidak bergembala.


Rumah Sakit Misi Kristen dibentuk untuk menjadi “menara gading” pengabaran Injil melalui pelayanan kesehatan yang mengedepankan teladan kasih Kristus. Begitu sulit pengelolaan keuangan rumah sakit karena sebagian besar 'keuntungan' habis terpakai untuk menolong pasien-pasien yang tidak mampu atau sekedar menutup dana jaminan kesehatan yang memang tidak sesuai. Rumah Sakit Misi Kristen biasanya sederhana, tidak memiliki banyak alat canggih, karena semakin sederhana dan efektif pelayanannya, maka semakin banyak hasil keuntungan pelayanan yang bisa dipakai kembali untuk memberkati banyak pasien-pasien yang tidak mampu. Ketika kita sebagai Dokter Kristen masa kini berpikir, ah jaman sekarang kan sudah ada jaminan kesehatan pemerintah yang gratis, tetapi pernahkah kita berpikir bahwa akses transportasi pasien yang jauh ke pusat kesehatan yang layak dan biaya transportasi yang menurut orang kota itu murah, di daerah terpencil bisa menjadi sangat mahal. Saya pernah menangis dalam hati karena seorang pasien yang sesak napas tidak memiliki uang dua puluh ribu rupiah untuk menyewa ojek motor ke rumah sakit. Akhirnya, ia meninggal di rumah dalam kesendirian, dan ditangisi oleh anak remajanya yang baru pulang dari bekerja di ladang yang mendapati ayahnya sudah meninggal.


Sebagai tenaga kesehatan Kristen, mungkin yang saat ini sedang menikmati kenyamanan hidup dan beribadah, pernahkah terpikirkan tentang masih banyaknya rumah sakit misi Kristen yang memerlukan bantuan tenaga untuk dapat melayani domba-domba yang tidak bergembala? Atau, mungkinkah kita pernah menepis pemikiran yang merasa tidak cukup melayani Tuhan bahkan ketika kita sudah melayani secara aktif di Gereja lokal dan aktif dalam penginjilan pribadi kepada orang-orang di sekitar kita?


Seorang dokter senior Kristen pernah membahas cerita tentang persembahan janda miskin (Markus 12:41-44), di mana seorang janda miskin memberi dari kekurangannya dan kata Tuhan Yesus, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan.” Dalam konteks pelayanan misi di daerah terpencil, maukah kita meneladani janda miskin tersebut dengan memberikan waktu hidup kita yang hanya satu kali ini untuk melayani Allah dengan bekerja di rumah sakit misi Kristen?


Seperti ada tertulis, jika Allah yang memanggil dan mengutus, maka Ia sendiri yang akan membuka jalan. Tak ada rintangan yang terlalu besar, tak ada hati yang terlalu keras, ketika tangan Tuhan yang bekerja.

“Soli Deo Gloria” — segala kemuliaan hanya bagi Allah, yang dari Dia, oleh Dia, dan kepada Dialah segala sesuatu (Roma 11:36).

/kb


Recent Posts

See All

Comments


Hubungi Kami

Dapatkan update artikel SAMARITAN terbaru yang dikirimkan langsung ke email Anda.

Daftar menjadi Samareaders sekarang!

Instagram
Facebook
Media Samaritan
Media Samaritan

 Media Samaritan 2022

bottom of page