top of page

Kehidupan yang indah: Eksposisi Efesus 4-6



Dari tiga pasal terakhir surat Paulus kepada jemaat di Efesus ini paling tidak kita bisa belajar lima cara mempraktikkan kehidupan yang indah, yaitu hidup dalam: kesatuan (4;1-16), kesucian (4:17-5:17), keharmonisan (5:18-6:9), kemenangan (6:10-20) dan anugerah (6: 21-24).


1. Hidup dalam kesatuan (4:1-16)


Kesatuan orang-orang percaya di dalam Kristus sudah merupakan suatu realita rohani. Tanggung jawab kita adalah menjaga dan memelihara kesatuan itu. Dalam menjalaninya kita perlu memahami empat fakta penting berikut ini: (1) Kasih karunia dalam kesatuan (4:1-3). Kesatuan bukanlah keseragaman. Kesatuan berasal dari dalam dan merupakan kasih karunia rohani, sedangkan keseragaman diakibatkan oleh desakan dari luar. Dalam memelihara kesatuan Roh, kita perlu memiliki sifat-sifat Kristen antara lain kerendahan hati, kelemahlembutan, kesabaran dan damai sejahtera; (2) Dasar kesatuan (4:4-6). Ada tujuh kenyataan rohani yang menjadi dasar kesatuan orang percaya yaitu: Satu Tubuh, Satu Roh, Satu Pengharapan, Satu Tuhan, Satu Iman, Satu Baptisan, Satu Allah dan Bapa; (3) Karunia kesatuan (4:7-11). Allah telah memberi setiap orang sedikitnya satu karunia Roh dan harus digunakan untuk mempersatukan dan membangun Tubuh Kristus; (4) Pertumbuhan kesatuan (4: 12-16). Bukti pertumbuhan rohani adalah keadaan serupa dengan Kristus, adanya kestabilan, tidak diombang-ambingkan oleh rupa-rupa pengajaran dan berpegang pada kebenaran dalam kasih.


2. Hidup dalam kesucian (4:17-5:17)


Bagian ini diawali dengan peringatan yang tegas, yaitu, jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka, tetapi dengan cara hidup benar yaitu menjadi penurut-penurut Allah seperti anak-anak yang kekasih. Jika kita anak-anak Allah, maka kita harus meniru Bapa kita. Ini adalah dasar bagi tiga peringatan untuk hidup suci dalam bagian ini; (1) Allah adalah kasih, oleh sebab itu kita sejatinya hidup di dalam kasih (5:1-2); (2) Allah adalah terang, oleh sebab itu sewajarnya kita hidup sebagai anak-anak terang (5:8); (3) Allah adalah kebenaran, oleh sebab itu kita hidup sebagai orang arif.


3. Hidup dalam keharmonisan (5:18-6:9)


Paulus menyatakan bahwa rumah tangga dapat menjadi sorga di bumi jika setiap anggota keluarga dikuasai oleh Roh, hidup dengan sukacita, penuh pengucapan syukur dan merendahkan diri satu kepada yang lain. Paulus menyatakan bahwa ada tiga bukti kepenuhan Roh dalam kehidupan orang Kristen yaitu; (1) Bersukacita (5:19); (2) Penuh pengucapan syukur (5:20); (3) Merendahkan diri seorang kepada yang lain (5:21-33). Dalam rumah tangga suami sebagai kepala memimpin dan mengambil prakarsa, sama seperti Kristus mengambil prakarsa pada saat Ia datang menjadi Juruselamat dunia. Menjadi kepala keluarga juga ikhlas mengorbankan diri demi kekasih sama seperti Kristus mengorbankan diri-Nya untuk menyelamatkan mempelai-Nya. Tentang istri, Paulus menyebut, istri wajib tunduk dan suami wajib mengasihi sama seperti Kristus mengasihi. Tentang anak dan orang tua. Anak-anak dalam rumah tangga Kristen wajib menaati orang tuanya dan hal ini merupakan kewajaran secara alamiah dan sesuai dengan hukum serta Injil. Orang tua diingatkan menjalankan peran dengan menghormati kepribadian anak serta mendidiknya dalam ajaran dan nasihat Tuhan. Untuk hamba dan tuan Paulus menyampaikan prinsip yang sama. Apabila anak wajib menaati orang tuanya, maka hamba juga wajib menaati tuannya di dunia dengan alasan yang sama, karena di belakang orang tua maupun tuan berdiri Tuhan di surga yaitu Tuhan Yesus Kristus. Kepada para tuan diingatkan dengan jelas bahwa Yesus adalah Tuhan dari hamba maupun tuan, dan Ia tidak memandang muka. Sejatinya, inilah yang menjadi prisip-prinsip untuk hidup dalam keharmonisan.


4. Hidup dalam kemenangan (6:10-20)


Dalam bagian penutup surat Efesus ini, Paulus mengajak kita untuk memahami dan menerapkan dua hal berikut agar hidup dalam kemenangan : (1) Mengenali dan menyadari keberadaan musuh. Peperangan kita bukan melawan manusia tapi kuasa kuasa roh jahat (6:10-12). (2) Menggunakan perlengkapan senjata Allah untuk melawan dan berdiri tegap (6:13-20)


5. Hidup dalam anugerah (6:21-24)


Dalam bagian penutup ini Paulus memakai empat ungkapan yaitu damai sejahtera, kasih, iman dan kasih karunia. Yang paling mencolok adalah kasih karunia dan damai sejahtera. Keduanya muncul di awal dan di akhir suratnya. Keduanya dengan singkat meringkas amanat surat Efesus. Damai sejahtera atau perdamaian manusia dengan Allah dan perdamaian manusia dengan sesamanya adalah karya agung Yesus Kristus dalam kasih karunia-Nya bagi kita.


Refleksi:

Kehidupan yang indah hanya dapat kita nikmati dalam kasih karunia-Nya. Kiranya kasih karunia-Nya melimpah atas kita sehingga kita dapat menjalani hidup yang indah yaitu hidup dalam kesatuan, kesucian, keharmonisan, kemenangan dan anugerah-Nya.


Referensi:

Donald Guthrie at all (1994). The New Bible Commentary, IVP London /Tafsiran Alkitab Masa Kini ,Yayasan Komunikasi Binakasih /OMF Jakarta

Donald Guthrie, Handbook to the Bible Pedoman Lengkap Pendalaman Alkitab, Kalam Hidup, Bandung

John R.W. Stott (2000).The Message Of Ephesians The Bible Speak Today, IVP England/ Efesus, Yayasan Komunikasi Binakasih /OMF Jakarta

Warren W W Outline and Comments, Calvary Baptist Church, Covington, Kentucky

Warren W. Wiersbe (2001). Kaya di dalam Kristus. Tafsiran Surat Efesus, Yayasan Kalam Hidup, Bandung


39 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page