top of page
Subscribe
Instagram
Facebook
Donation

C.S. Lewis: Pemimpin yang Mempengaruhi banyak Orang lewat Tulisan

Clive Staples Lewis (1898–1963)
Clive Staples Lewis (1898–1963)

Di dalam dunia ini paling tidak ada tiga kelompok orang, yaitu penonton yang jumlahnya mungkin paling besar, lalu pengikut yang jumlahnya juga tidak kalah banyak, dan terakhir adalah penggerak/pemimpin yang biasanya hanya sekelompok kecil orang. Dari ketiga kelompok itu, yang mana yang paling berpengaruh dalam mengubah dunia?


Seorang pemimpin adalah seorang yang karena posisi, talenta, teladan, reputasi, karakter atau hikmatnya mampu mempengaruhi orang lain dalam bidang pemikiran atau kegiatan dan karena itu ia didengar atau diikuti. Pemimpin Kristen adalah seorang karena posisi, talenta, hikmat yang dikaruniakan Tuhan kepadanya dengan maksud membawa orang-orang kepada hal-hal yang sesuai dengan rencana dan kehendak Allah. Dalam pengertian di atas, setiap orang Kristen sesungguhnya dipanggil menjadi “pemimpin,” baik sebagai saksi Kristus maupun sebagai murid Kristus yang dipanggil untuk memuridkan orang lain menjadi murid Kristus. Pemimpin rohani yang baik akan menetapkan dirinya untuk bersekutu dengan Dia dan mendengarkan firman-Nya setiap hari, sehingga ia akan mengalami keyakinan akan panggilan-Nya, menyadari kebutuhan akan penyertaan dan kuasa-Nya, serta makin berhikmat dalam mempertimbangkan keputusan yang diambil.


Oswald Chambers telah menemukan bahwa: “Seberapa bernilai pelayanan publik saya kepada Allah, bergantung pada seberapa kuatnya persekutuan saya dengan Dia.” Relasi dan persekutuan kita dengan Tuhan merupakan hal yang paling utama dari semua pemimpin rohani yang besar. Karena itu, semua pengurus atau pelayan harus memenangkan peperangan melawan kemalasan, ketidakdisiplinan, ketidakseriusan, dan berbagai hambatan yang merintangi kita setiap hari untuk bersekutu dengan Allah melalui merenungkan firman-Nya dan berdoa.


Pada kesempatan kali ini, kita akan belajar dari kehidupan seorang influencer ternama dalam kekristenan, yaitu C.S. Lewis. Dia bukan seorang pemimpin formal yang pernah menjabat atau memegang posisi penting tertentu, tetapi mari kita melihat seorang pemimpin yang telah menginspirasi banyak orang, melalui tulisan dan pemikirannya, bahkan setelah kematiannya.


Clive Staples Lewis (1898–1963) adalah salah satu raksasa intelektual abad kedua puluh dan bisa dibilang salah satu penulis paling berpengaruh pada zamannya. Dia adalah fellow dan tutor dalam Sastra Inggris di Universitas Oxford sampai 1954, ketika dia dengan suara bulat terpilih menjadi Ketua Sastra Abad Pertengahan dan Renaissance di Universitas Cambridge, posisi yang dipegangnya sampai pensiun. Lewis menulis lebih dari tiga puluh buku, memungkinkannya menjangkau khalayak luas, dan karya-karyanya terus menarik ribuan pembaca baru setiap tahun. Prestasi C. S. Lewis yang paling terkenal dan populer termasuk Mere Christianity, Out of the Silent Planet, The Great Divorce, The Screwtape Letters, dan karya klasik yang diakui secara universal dalam The Chronicles of Narnia. Sampai saat ini, buku Narnia telah terjual lebih dari 100 juta eksemplar dan telah diubah menjadi tiga film besar.


Masa kecil dan keluarga 

Clive Staples Lewis lahir pada 29 November 1898, di Belfast, Irlandia, dari pasangan Albert James Lewis, seorang pengacara, dan Florence Augusta, putri seorang pendeta Anglikan.  Ketika dia berusia tujuh tahun, keluarganya pindah ke daerah Belfast Timur. Sebagai seorang anak, ia suka membaca cerita fantasi dan tertarik dengan makhluk imajiner dan hewan antropomorfik. 


CS Lewis: penulis yang mempengaruhi banyak orang dan generasi

C.S. Lewis mendapat pengakuan dunia sebagai penulis anak-anak untuk serial klasiknya The Chronicles of Narnia. Dia juga mendapat pujian atas tinjauan apologetikanya yang populer, seperti Mere Christianity dan The Screwtape Letters. Terlebih lagi, ia mendapat pengakuan sebagai penulis fiksi ilmiah untuk Ransom Trilogy-nya. Selanjutnya, ia mendapat pujian atas karya ilmiahnya dalam sastra Abad Pertengahan dan Renaisans dengan The Allegory of Love dan A Preface to Paradise Lost. Banyak penulis memiliki momen ketenaran beberapa saat setelah buku mereka diterbitkan sampai beberapa tahun setelahnya. Namun, buku-buku CS Lewis tetap dicetak selama tujuh puluh, delapan puluh, dan sembilan puluh tahun setelahnya. Selama bertahun-tahun, proses pencetakan terus berkembang makin banyak, kita bisa melihatnya di berbaga perpustakaan, toko-toko buku, maupun dalam bentuk digital. Lebih lagi, banyak quotes dari Lewis menginspirasi dan memberkati banyak orang seperti dua contoh di bawah ini.


Don't shine so that others can see you. Shine so that through you, others can see Him.
Life with God is not immunity from difficulties, but peace in difficulties.

Mere Christianity

Dalam buku Mere Christianity (1952) ini, Lewis merangkumkan bahwa Kekristenan bukanlah agama tentang malaikat yang melayang-layang dan iman yang buta, tetapi kehendak bebas, rasa keadilan dan anugerah Tuhan. Buku ini diakui sebagai buku yang sangat tepat untuk orang-orang sekuler mengenal tentang basic Christianity yang ditulis dengan elegan tapi tidak mengurangi inti yang mau disampaikan. Buku ini terus dicetak dan bahkan ada yang pernah mengatakan bahwa setelah Alkitab, maka buku yang perlu dimiliki setiap orang percaya adalah Mere Christianity. Berikut ini adalah beberapa tulisan dalam buku tersebut, saya tidak menerjemahkannya, supaya kita semua dapat merasakan gaya bahasa dan pemakaian ilustrasi yang ada.


“Imagine yourself as a living house. God comes in to rebuild that house. At first, perhaps, you can understand what He is doing. He is getting the drains right and stopping the leaks in the roof and so on; you knew that those jobs needed doing and so you are not surprised. But presently He starts knocking the house about in a way that hurts abominably and does not seem to make any sense. What on earth is He up to? The explanation is that He is building quite a different house from the one you thought of - throwing out a new wing here, putting on an extra floor there, running up towers, making courtyards. You thought you were being made into a decent little cottage: but He is building a palace. He intends to come and live in it Himself.”
“To have faith in Christ means, of course, trying to do all that He says. There would be no sense in saying you trusted a person if you would not take his advice. Thus if you have really handed yourself over to Him, it must follow that you are trying to obey Him. But trying in a new way, a less worried way. Not doing these things in order to be saved, but because He has begun to save you already. Not hoping to get to Heaven as a reward for your actions, but inevitably wanting to act in a certain way because a first faint gleam of Heaven is already inside you.”

Seorang influencer yang juga mempunyai kekurangan dan kelemahan

Walaupun seorang C.S. Lewis sangat menginspirasi banyak orang, bahkan setelah kematiannya, toh kita semua tahu tidak ada orang yang sempurna kecuali Allah sendiri. John Piper, dalam tulisannya di Desiring God, mengungkapkan bahwa meskipun tulisan-tulisan dan pemikiran C.S. Lewis sangat menjadi berkat namun dia tidaklah luput dari kekurangan dan kelemahan. Namun, dari banyak kelemahan tentang doktrin ataupun lainnya, Piper mengatakan paling tidak ada banyak hal yang bisa dipelajari dari hidupnya, diantaranya sebagai berikut:


  1. Lewis selalu bergerak maju menuju Ortodoks.

Secara umum istilah ortodoks mengacu pada bentuk kekristenan tradisional dan konservatif yang menjunjung tinggi kepercayaan tradisional Kristen tentang Allah Tritunggal dan tentang Yesus Kristus seperti yang diajarkan dalam kredo-kredo awal gereja. C.S. Lewis bertobat dari seorang ateis menjadi Kristen dan sepanjang hidupnya semakin bertumbuh dalam imannya. Dia tidak pernah goyah dan meragukan imannya sedikitpun. Cukup banyak orang tadinya begitu setia pada Kristus, namun kemudian mulai meragukan Allah yang dipercayainya karena kekecewaan-kekecewaan dalam hidup, baik terhadap orang-orang di sekitarnya atau bahkan gereja; namun tidak demikian dengan seorang C.S. Lewis. Dia teguh berpegang pada ajaran Firman Tuhan dan gereja yang menjadi arah hidupnya.


  1. Lewis percaya pada doktrin keselamatan.

C.S. Lewis seorang yang ortodoks dalam komitmennya pada keilahian Kristus dan Trinitas, dan kematian Kristus sebagai satu-satunya penebusan atas dosa manusia dan jalan keselamatan hanya melalui iman. Salah satu kesaksian yang terbaik adalah bahwa dia adalah seorang anggota gereja tetap dalam Gereja Anglikan, seorang Anglikan yang jujur dan ortodoks.


  1. Lewis seorang yang rasional.

Lewis juga seorang yang sangat rasional. Dia menyukai kejelasan, karena dia murni dan jujur dalam cara dia berkomunikasi. Dia tidak pernah memutar balik fakta apapun yang ada dan dia tidak pernah bermain-main dengan kata-kata. John Piper mengatakan bahwa Lewis seorang yang benar-benar teladan dalam hal ini dan oleh karena itu, dia merasa aman di sekitar Lewis. 


  1. Lewis berkomitmen dalam menyelamatkan jiwa-jiwa.

Tulisan-tulisan apologetikanya sangat terkenal dan nampak bahwa melalui tulisan-tulisan itulah, seorang Lewis berupaya untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang terhilang. C.S. Lewis percaya bahwa menyelamatkan jiwa buat Tuhan adalah hal utama di dunia ini.



Penutup

Pdt. Caleb Tong pernah mengatakan bahwa pemimpin adalah orang yang mampu menggunakan pengaruhnya  untuk bergerak dan menggerakkan orang lain. Pemimpin bisa membawa pengaruh ataupun daya tular kepada orang lain, seperti seorang ibu kepada bayi yang dikandungnya sebelum lahir, atau pembinaan dan pengajaran selama masa pertumbuhan. Jiwa manusia selalu terkesan akan pemimpin yang mengasuhnya.  Pemimpin, menurut Caleb Tong, memberi pengaruh melalui kemampuan, pengetahuan, perkataan dan keteladanannya. 


C.S. Lewis telah memberikan pengaruh melalui seluruh tulisan dan karyanya yang menggerakkan banyak orang kepada Kristus. Pemimpin bukan hanya suatu posisi atau kedudukan secara fisik, namun juga suatu pengaruh yang membawa orang kepada suatu tujuan. Siapapun kita, kualitas kepemimpinan seseorang tidak terjadi secara instan, tapi dibentuk dari hari ke hari, bahkan bertahun-tahun. Kesungguhan hati, ketaatan, kerendahan hati, ketekunan, pekerjaan Roh Kudus, persekutuan, firman dan doa, serta pelayanan bahkan penderitaan sangat diperlukan dalam proses pembentukan ini. Marilah kita menjadi pemimpin bagi Allah, sesuai dengan panggilan, talenta dan pengalaman bersama-Nya dalam hidup kita.


Kepustakaan

  1. The official website of C.S. Lewis.

  2. Bambang Nugroho Hadi, Materi ajar kepemimpinan Kristen lanjutan STT Syalom Lampung.

  3. Piper, John. Why Honor C.S. Lewis When He Had So Many Flaws? Desiring God, October 17, 2013.

  4. Mere Christianity quotes, Goodreads.


20 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


Hubungi Kami

Dapatkan update artikel SAMARITAN terbaru yang dikirimkan langsung ke email Anda.

Daftar menjadi Samareaders sekarang!

Instagram
Facebook
Media Samaritan
Media Samaritan

 Media Samaritan 2022

bottom of page