top of page
Febyan Mirag Molle

Alasan untuk Terus Berjuang: Eksposisi Yohanes 15:18-16:33


Yohanes 15:18-16:33

Dalam pertemuan KTB Pasutri yang saya pimpin, seorang anggota berbagi pergumulannya dalam mengembangkan pembinaan keluarga lewat Instagram. Dia sering kali dilanda kecemasan karena takut apa yang ditampilkan akan diresponi dengan hujatan-hujatan kejam dari para netizen. Ini hanyalah salah satu contoh “pertempuran-pertempuran” yang harus kita hadapi sebagai murid Kristus yang mau sungguh hidup mengerjakan misi-Nya. Lalu bagaimana kita harus harus menghadapinya?


Pada Perang Dunia II, Jerman dapat dengan cepat menguasai Eropa barat dengan serangan-serangan menggunakan metode perang “Blitzkrieg”, perang kilat. Salah satunya adalah serangan terhadap kompleks perbentengan terkuat Belgia, yaitu Benteng Eben-Emael. Benteng ini diperkuat dengan begitu banyak kubah semi-otomatis yang diperlengkapi dengan banyak meriam besar, senjata anti tank dan senapan mesin. Jumlah total pasukan Belgia yang ditempatkan di benteng ini bisa mencapai 1200 orang. Berapa banyak pasukan Jerman yang tiba untuk menyerang benteng ini? Hanya 80 orang pasukan komando penerjun payung, Fallschirmjäger, yang mendarat di atas benteng Eben-Emael dengan pesawat glider (pesawat kayu tak bermesin, yang terbang ditarik oleh pesawat bermesin kemudian dilepaskan untuk melayang dan mendarat). Jumlah itu pun berkurang 8 orang, sebab 1 pesawat glider dilepaskan terlalu cepat, sehingga tidak bisa mencapai benteng Eben-Emael. Ketika pasukan komando Jerman itu mendarat di atas benteng Eben-Emael, mereka segera menyerang dan menghancurkan banyak pos pertahanan pasukan Belgia yang kaget dan bingung, karena sama sekali tidak menduga akan diserang dengan cara seperti itu. Tetapi kemudian pasukan Belgia, yang jumlahnya sepuluh kali lebih banyak, berhasil balik menyerang pasukan Jerman itu. Tetapi pasukan komando itu berhasil bertahan, bahkan kemudian menang. Sebanyak 780 orang pasukan Belgia berjalan keluar benteng mereka dengan kedua tangan di atas. Sementara hanya 6 orang Fallschirmjäger yang tewas, dan 15 orang lainnya terluka. Apa yang membuat pasukan Fallschirmjäger itu dapat terus bertahan dan bahkan menang atas serangan balik pasukan Belgia yang jumlahnya 10 kali lebih banyak? Mereka memiliki jaminan, yaitu pasukan induk mereka, Pasukan Keenam Jerman, akan mengirimkan Divisi Panzer Keempat, yang kekuatan armada tank serta prajuritnya jauh lebih besar dari pasukan Belgia, akan datang mengalahkan pasukan Belgia yang melakukan serangan balik itu.


Saudaraku, kita yang adalah murid-murid Kristus memiliki jaminan yang jauh lebih kuat, bahkan yang paling kuat yang bisa dimiliki manusia, dalam menghadapi “pertempuran-pertempuran” saat kerjakan misi yang Tuhan beri.


Pada pasal 14 dan paruh pertama pasal 15 Injil Yohanes, kita bisa melihat Yesus telah menjanjikan Roh Kudus, yang akan menolong murid-murid-Nya melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pekerjaan-pekerjaan yang Ia lakukan. Ia juga mengutus mereka untuk mengerjakan misi menghasilkan buah-buah bagi-Nya. Lalu Ia membukakan kepada mereka, yang berarti juga kepada kita, bahwa sebagai murid-murid-Nya akan menghadapi pertempuran-pertempuran yang sengit, melawan dunia yang tidak mengenal Dia. Simak ayat-ayat di bawah ini:

“Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.” (Yohanes 15:18).


“Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu.” (Yohanes 15:20)


Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.” (Yohanes 16:2)


Jelas, Yesus menyatakan bahwa sebagai murid-murid-Nya, kita akan dibenci, dianiya, dikucilkan, bahkan dibunuh! Inilah pertempuran-pertempuran yang pasti setiap kita telah, sedang, atau pun akan hadapi, dalam beragam varian. Dan bisa saja Tuhan mengizinkan kita mengalami banyak ragam sekaligus.


Seorang anak KTB saya sering mengalami kecemasan tingkat tinggi, yang membuat dia bisa tiba-tiba pingsan, mimpi buruk dan tidak bisa tidur, hingga ingin bunuh diri. Hal-hal itu disebabkan oleh saat kecil dia mengalami kekerasan dan pelecehan seksual, kini ia dituntut memberikan banyak hal dan dimusuhi oleh mertua, difitnah dan diskriminasi oleh rekan-rekan kerja, serta tuntutan tugas-tugas pekerjaan yang sangat tinggi dan hampir tak kenal kompromi.


Saya sendiri harus menghadapi pertempuran-pertempuran berat dalam pelayanan sebagai staf mahasiswa PERKANTAS Jakarta, sebab persekutuan-persekutuan mahasiwa harus dibangun kembali setelah porak-poranda pasca pandemi Covid. Sementara saya juga harus mendukung isteri dan anak saya dalam pertempuran-pertempuran mereka di pekerjaan dan studi. Belum lagi saya juga harus hadapi pertempuran-pertempuran dengan kondisi fisik karena faktor usia yang sudah mencapai 50 tahun. Dan saya yakin, teman-teman sendiri, pasti juga menghadapi pertempuran-pertempuran yang sengit, entah yang serupa atau berbeda.


Tetapi syukur kepada Allah, bila kita perhatikan bagian akhir pasal 16 Injil Yohanes, kita semua telah Dia berikan jaminan yang jauh lebih kuat dibanding yang dimiliki oleh pasukan Fallschirmjäger itu. Terkuat dari semua jaminan serupa, yang pernah atau pun yang akan bisa dimiliki manusia.


Di ayat 33, Yesus berkata, “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia." Pertama-tama Yesus menyatakan bahwa semua yang telah Ia katakan di ayat-ayat sebelumnya, yaitu tentang kebencian, aniaya, pengucilan dan pembunuhan yang akan dialami oleh murid-murid-Nya dan petunjuk-petunjuk praktis bagaimana mereka harus menghadapinya, sengaja Ia beritahukan dengan tujuan murid-murid-Nya beroleh damai sejahtera di dalam Dia. Bagaimana bisa mendapatkan damai sejahtera bila nanti akan dibenci, dianiaya, dikucilkan dan dibunuh?


Jawabannya ada di penghujung pernyataan berikutnya, “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia”. Inilah jaminan yang lebih kuat dan sekaligus terkuat itu. Dunia yang sudah, sedang dan akan membenci, menganiaya, mengucilkan dan membunuh murid-murid Kristus, sudah Kristus kalahkan! Perhatikan baik-baik. Bukan akan dikalahkan nanti, tetapi sudah dikalahkan. Jadi berbeda dengan pasukan Induk dari pasukan Fallschirmjäger tadi, yang menjamin nanti akan datang membantu dan akan mengalahkan pasukan Belgia yang telah menyerang balik. Yesus sudah mengalahkan dunia!


Saat itu, dan hingga kedatangan-Nya kembali, Yesus dan murid-murid-Nya sedang berperang dengan dunia yang tidak mengenal Bapa yang telah mengutus Yesus (Yohanes 15:21). Tetapi, secara prinsip dunia ini telah dikalahkan. Kedatangan Yesus, Sang Firman dan Sang Terang itu, telah menginagurasi kekalahan dunia. Yohanes menulis, “Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya” (lih. Yoh.1:5). Dan kemudian dunia ini secara total dikalahkan oleh kematian dan kebangkitan Yesus, yang akan terjadi beberapa waktu kemudian setelah percakapan Yesus dan murid-murid-Nya ini.


Dan bila kita perhatikan teks bahasa aslinya, yaitu bahasa Yunani, kata “telah mengalahkan dunia” yang Yesus gunakan adalah νενίκηκα (nenikeka), bentuk perfect tense dari νικάω (nikao). Bentuk perfect tense ini menunjukkan bahwa itu adalah sebuah kemenangan abadi. Yesus telah mengalahkan dunia untuk selamanya. Dunia tidak lagi punya kesempatan untuk menyerang balik dan menang. Itulah sebabnya saya bilang ini adalah jaminan yang lebih kuat, bahkan paling kuat. Camkan benar-benar dan pegang erat-erat hal ini, saudara-saudaraku.


Dan jangan lupa, Yesus tak hanya memberikan jaminan, melainkan Ia memerintahkan kita untuk memberikan sebuah respon, “…kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia”. Kata yunani yang diterjemahkan sebagai “kuatkanlah hatimu” itu adalah yang artinya, “jadilah berani”, “bergembiralah” .


Demikianlah Tuhan Yesus menghendaki kita semua yang adalah murid-murid-Nya menghadapi “pertempuran-pertempuran” dalam jalani hidup kerjakan misi-Nya. Kita harus terus berjuang dengan berani, dan bahkan dengan gembira, karena Dia telah mengalahkan dunia secara total! Kemenangan sudah pasti dan terjamin abadi, meski masih banyak musuh menyerang dengan ganasnya, dan tampak seakan kita akan, atau bahkan sudah, kalah. Tapi bukan begitu fakta yang sebenarnya. Ingatlah dan pegang selalu, Dia telah mengalahkan dunia!


Mungkin saudara bertanya, “Bagaimana jika kita sukar untuk berjuang dengan berani dan gembira?” Tuhan Yesus memberikan beberapa petunjuk praktis yang dapat membantu kita.


Pertama, lihat di 16:3, Yesus berkata, “Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu." Kita harus selalu siap hadapi pertempuran-pertempuran yang akan datang. Prajurit-prajurit yang tidak siap ketika serangan musuh datang, akan kaget dan mudah ditaklukkan.


Kedua, simak 16:13, “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang”. Seperti prajurit-prajurit di medan tempur perlu mengikuti arahan komandannya agar beroleh kemenangan, kita perlu tunduk kepada pimpinan Roh Kudus, menaati setiap kebenaran-kebenaran firman Tuhan yang dibukakan kepada kita.


Ketiga, perhatikan 16:20, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita.” Kita harus terus paham dan sadar bahwa pertempuran-pertempuran yang kita hadapi pasti menimbulkan kesulitan bahkan kerugian besar, yang menimbulkan dukacita bagi kita, dan dunia akan bergembira karena itu. Tetapi dukacita itu hanya sementara. Ada akhirnya. Karena akan diganti dengan sukacita, sebab kita sadar untuk siapa kita berperang, dan Dia, yang bagi-Nya kita telah berperang, adalah Sang Pemenang yang telah mengalahkan dunia.


Keempat, tinjau 16:27, “sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah”. Tanamkan dalam-dalam di hati dan pikiran kita, bahwa kita dikasihi Bapa. Dia tidak akan membiarkan kita jadi bulan-bulanan dunia.


Nah saudaraku, Kristus sudah membukakan segala yang kita perlukan untuk menghadapi pertempuran-pertempuran dalam jalani hidup kerjakan misi-Nya. Teruslah berjuang, sebab Dia sudah memenangkan peperangan. Terus berjuang dengan berani dan gembira, selama hayat dikandung badan, hingga kita semua nanti ikut dalam arak-arakan kemenangan-Nya dalam kekekalan nanti.


*Penulis merupakan staf Perkantas Jakarta


/stl

120 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


Hubungi Kami
bottom of page