Renungan Natal 2024
Sahabat PMdN, dalam perjalanan sepanjang tahun 2024, pastilah banyak pergumulan yang telah kita lalui. Duduk diam di penghujung tahun, mengambil waktu teduh, mengevaluasi diri dan merenungkan apa yang telah dikerjakan-Nya bagi kita, tentu menjadi momen berharga bagi kita.
Sebagian kilas balik mungkin menghadirkan banyak senyum dan kegembiraan: ketika kita muncul sebagai pemenang setelah melalui perjuangan yang berat, atau ketika menyaksikan orang-orang yang kita kasihi sukses dan bertumbuh dalam Tuhan, atau bahkan sekedar menuai buah kedisplinan dengan pencapaian sederhana atau personal best dalam hobi dan tentunya banyak lagi yang bisa disyukuri.
Namun tidak sedikit kesedihan dan air mata di saat kita mengingat kecerobohan yang pernah dibuat sehingga meninggalkan jejak yang permanen dalam catatan perjalanan karir, atau ketika rasa bersalah menuding diri karena gagal memberikan yang terbaik buat orang-orang yang kita kasihi, atau ketika mengingat kepergian orang-orang yang kita kasihi, yang telah memberikan dampak positif dalam hidup kita, atau banyak hal lainnya yang bisa memperpanjang daftar ini. Roma 8:28 dan Filipi 1:6 dapat menjadi pengingat bagi kita, sekaligus penyemangat untuk terus berjuang karena menyadari Allah yang mengasihi kita, hadir dalam setiap pergumulan hidup kita sampai Dia menyelesaikan seluruh rencana-Nya atas hidup kita.
Banyak hal-hal sederhana yang menjadi simbol perjuangan berat yang telah kita lalui. Buat saya, kursi di pojok ruangan praktek adalah pengingat betapa rentannya saya ketika menghadapi kasus-kasus sulit dengan outcome yang tidak jelas, dan betapa seringnya saya berlutut di sana memohon pertolongan dan belas kasihan-Nya untuk pasien-pasien yang saya tangani. Saya bersyukur bisa menikmati kehadiran Tuhan yang menuntun saya menyelesaikan kasus demi kasus dengan cara-Nya sendiri, yang seringkali melampaui kemampuan saya berfikir, dan saya yakin banyak para sahabat pun memiliki pengalaman yang sama.
“Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu petanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda (cat. virgin versi NIV) mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel” (Yes.7:14).
Ayat ini mungkin selalu hadir dalam ibadah-ibadah Natal yang kita ikuti, namun sadarkah kita bahwa dalam konteks pasal ini, ayat ini adalah bagian dari teguran keras yang diberikan Tuhan kepada Raja Yehuda, Ahas, atas ketidakpercayaannya kepada janji pemeliharaan Tuhan bagi bangsanya yang sedang diserang oleh aliansi Raja Aram dan Raja Israel. Bagian ini ditutup dengan sebuah peringatan: “Jika kamu tidak percaya sungguh, kamu tidak teguh jaya” (If you do not stand firm in your faith, you will not stand at all - NIV) (Yes.7:1-10).
Raja Ahas tampaknya rendah hati dan menghormati Tuhan (Yes.7:12), namun sesungguhnya dia lebih percaya kepada pertolongan Raja Asyur dibandingkan mempercayai janji-janji Tuhan (2 Raja-Raja 16:7-9). Lalu berkatalah Nabi Yesaya:” “Baiklah dengarkan, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga? (Yes. 7:13)
Yang menarik adalah Tuhan tidak pernah lelah menghadapi kekerasan hati umat pilihan-Nya, dan memilih untuk menghadirkan sang Imanuel sebagai tanda pemenuhan janji-Nya kepada umat-Nya. Ayat-ayat selanjutnya dalam pasal ini (Yes. 7:15-25) menjadi kenyataan sejarah bahwa apa yang dinubuatkan-Nya benar-benar terjadi.
Bagian Firman Tuhan ini mengajarkan saya banyak hal, mulai dari pentingnya memiliki keteguhan hati dalam mengikut Tuhan, kesabaran Tuhan dalam berperkara dengan umat-Nya, kehadiran Allah dalam perjalanan sejarah umatNya, hingga cara Tuhan yang melampaui akal dalam menggenapi rencana-Nya melalui umat-Nya yang sering kali tidak setia.
Saya terkesan dengan lirik sebuah lagu rohani yang mengatakan:
“... Ku kagumi caraMu mencintaiku, Kau ada di cerita proses hidupku, di titik terendahku, Kau hadir tuk mengangkatku, ku tau Kau tak menyerah akan hidupku…”.
Berkarya di tengah profesi medis yang begitu complicated dan melelahkan dan yang tidak selalu berujung dengan sebuah penghargaan dari pihak yang dilayani, serta hidup di tengah jaman dimana orang begitu mudah kehilangan harapan dan memilih mengakhiri hidupnya dengan jalan pintas - lagu ini seolah mengingatkan kembali bahwa kalau Tuhan saja tidak menyerah dengan hidup kita, mengapa kita yang harus menyerah???. Yang pasti, untuk bertahan dan berjalan dalam rencana-Nya, kita membutuhkan belas kasihan dan anugerah-Nya dari waktu ke waktu, dan ini tersedia bagi semua orang yang mengasihi-Nya. Sungguh menguatkan dan menghibur, bila kita merenungkan Mazmur 103:13-14: “Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat bahwa kita ini debu”.
Sahabat PMdN yang saya kasihi, di penghujung tahun ini, marilah kita sekali lagi menghampiri Tuhan dalam segala kerendahan hati dengan sebuah keyakinan bahwa Tuhan peduli dan tidak pernah lelah menolong kita, Dia terus bekerja menggenapi rencana-Nya yang terbaik atas hidup kita.
Selamat Hari Natal 2024 & Tahun Baru 2025,
Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Dr. Lineus Hewis, Sp.A ( Ketua PMdN)
Comments