top of page

Pada Dasarnya Baik


Judul Buku: Business for the Glory of God: The Bible’s Teaching on the Moral Goodness of Business

Penulis: Wayne Grudem

Halaman: 96 halaman

Penerbit: Crossway, 2003


Pekerjaan adalah panggilan mungkin sudah cukup familiar bagi kita. Tidak ada dikotomi antara pelayanan gereja dengan pelayanan vokasi karena profesi kita adalah alat yang dapat memuliakan Allah. Buku ini menegaskan bahwa setiap komponen yang berhubungan dengan pekerjaan kita (dalam hal ini adalah bisnis) adalah baik. Kepemilikan, produktivitas, ketenagakerjaan, transaksi komersial, laba, uang, pinjam-meminjam, bahkan ketidakmerataan kepemilikan serta kompetisi, semuanya adalah baik. Dalam setiap bab yang membahas masing-masing elemen tersebut, Grudem selalu mengawali bahwa komponen tersebut pada dirinya sendiri bahkan tidaklah netral, melainkan pada dasarnya baik (fundamentally good).


Cukup menarik membahas salah satu komponen tersebut. Mungkin mengejutkan ketika sekilas membaca bahwa kompetisi adalah baik. Kompetisi membawa banyak kesempatan untuk memuliakan Tuhan. Tentu ada pengecualian bagi mereka yang tidak dapat melakukan pekerjaan produktif karena disabilitas fisik/mental atau tanpa bantuan orang lain. Dalam mayoritas populasi, sistem kompetitif dapat menguji kemampuan kita dan melihat apakah kita melakukan sesuatu lebih baik dari orang lain. Sistem ini berjalan baik ketika kita mengganjar pekerjaan yang lebih baik dengan reward yang lebih baik pula tentunya.


Dengan demikian kompetisi mendorong kita semakin baik dalam mengerjakan sesuatu. Grudem berpendapat bahwa Tuhan telah memberi kita hasrat berjuang untuk kesempurnaan (strive for excellence), sehingga kita sendiri pun semakin mendekati meniru Allah yang sempurna. Grudem menjelaskan ketika Salomo menulis:

Dan aku melihat bahwa segala jerih payah dan segala kecakapan dalam pekerjaan adalah iri hati seseorang terhadap yang lain…” (Pkh. 4:4, TB)

Kata “iri” pada ayat tersebut berasal dari kata Ibrani qin’āh, yang dapat berarti baik maupun buruk, sama seperti “jealousy” dan “zeal” yang belum tentu bermakna buruk. Kata ini memiliki arti yaitu “memiliki jiwa kompetitif”. Kata pada ayat ini tidak bermakna baik atau buruk; intinya adalah bahwa hal ini terjadi. Lain halnya dengan kata “mengingini” pada salah satu Sepuluh Perintah Allah “Jangan mengingini…”. Kata chamād dalam “mengingini” di sana sudah pasti berkonotasi negatif. Dalam menafsirkan Pengkhotbah 4:4 tersebut Grudem menjelaskan bahwa orang melihat apa yang orang lain miliki, dan mereka memutuskan untuk bekerja lebih keras atau untuk memperoleh keterampilan yang lebih baik. Dalam hal ini kompetisi membuat orang bekerja lebih baik: mereka makmur, masyarakat pun makmur. Mekanisme kompetisi membuat orang menemukan peran yang sesuai talentanya, di mana dia dapat memberi kontribusi positif kepada masyarakat sehingga memuliakan Tuhan. Melalui kompetisi, kita dapat mendemonstrasikan keadilan dan kebajikan kepada orang lain, bahkan termasuk kepada kompetitor kita.


Dalam dirinya sendiri yang baik, kompetisi juga dapat menjadi cobaan/godaan kita jatuh dalam dosa. Yang perlu diwaspadai adalah ketika kita menggunakan cara yang tidak baik dalam berkompetisi, misalnya kita mencelakakan orang lain dan menghambat mereka memperoleh nafkah. Tidak salah menjadi dokter yang berpraktik lebih baik dari dokter lainnya. Namun, sangat keliru jika kita berbohong mengenai dokter lain kepada pasien kita.


Meski buku ini berbicara dalam konteks bisnis, tentu kita dapat tarik ke hal yang lebih luas ke dalam jenis profesi kita masing-masing. Apapun profesi kita, bagi yang mempekerjakan karyawan, kita diminta untuk berlaku adil dalam memperlakukan karyawan kita. Memperoleh laba juga memenuhi mandat Alkitab sepanjang tidak mengeksploitasi orang lain. Dalam ketidakmerataan kepemilikan harta, tidak pula kita perlu merasa bersalah ketika memiliki harta yang lebih banyak dari orang lain selama kita menatausahakannya untuk kemuliaan Allah dan berbagi kepada yang membutuhkan.


Pada akhirnya, satu kutipan paragraf pada buku ini kiranya memotivasi kita dalam berbisnis/bekerja. Saya membiarkan mengutip dalam dalam bahasa aslinya demi membiarkannya bergaung maksimal bagi kita semua, termasuk penekanan oleh penulis berupa kata bercetak tebal.

“If attitudes toward business change in the ways I have described, then who could resist being a God-pleasing subduer of the earth who uses materials from God’s good creation and works with the God-given gift of money to earn morally good profits, and shows love to his neighbors by giving them jobs and by producing material goods that overcome world poverty, goods that enable people to glorify God for his goodness, that sustain just and fair differences in possessions, and that encourage morally good and beneficial competition? What a great career that would be! What a great activity for governments to favor and encourage! What a solution to world poverty! What a great way to give glory to God!”

Tuhan memberkati.



/stl


81 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page