top of page

Nutrisi bagi Jiwa


You are what you eat”, Anda tentu sering mendengar perkataan ini atau bahkan mungkin kerap mengatakannya saat mengedukasi pasien. Secara sederhana, kalimat tersebut mengandung pesan untuk bijak memilih dan memilah makanan yang Anda konsumsi karena nutrisi adalah salah satu faktor penting penentu kondisi tubuh kita.


Sebagai tenaga kesehatan, kita tahu bagaimana mengatur pola makan yang sehat dan bergizi seimbang, bahwa kita harus membatasi asupan ultra-processed foods untuk mendapatkan tubuh yang tetap sehat. Namun, bagaimana dengan jiwa kita? Sudahkah kita memperhatikan asupan nutrisi bagi jiwa kita? Intake seperti apa yang kita berikan bagi jiwa kita – penuh nutrisi, lebih banyak junk food, atau justru kita sedang membiarkan jiwa kita kelaparan?


Layaknya makanan secara fisik, ada makanan sehat dan makanan ”cepat saji” yang tersedia bagi jiwa kita. Makanan cepat saji menawarkan rasa puas dan memberikan energi sesaat, tetapi dapat merugikan bila dikonsumsi terus menerus. Dunia di sekitar kita penuh dengan hal ini dan kita dapat mengaksesnya dengan mudah, bahkan dalam genggaman tangan.


Mari mengevaluasi diri, saat kita membuka ponsel, apa yang biasanya kita baca, dengar, atau tonton? Apakah kita kerap melarikan diri dari kesibukan, kebosanan, rasa penat dengan scrolling media sosial tanpa henti atau melihat video/film/konten hiburan sampai lupa waktu? Tentu bukan berarti konten-konten tersebut salah dan tak boleh sama sekali dinikmati. Namun, hal-hal tersebut kerap kali hanya memenuhi pikiran dan jiwa kita dengan janji dan pengharapan palsu. Saat melihat kehidupan orang lain atau selebriti yang begitu sukses dan penuh pencapaian, kita mungkin saja berpikir bahwa kesuksesan dan pencapaianlah yang membuat hidup seseorang jadi lebih berarti dan bahagia. Dan jika kita mengisi pikiran kita dengan hal tersebut terus menerus, pada akhirnya kita akan berakhir dengan kekosongan dan hati yang semakin hampa. Tak hanya itu, terlalu banyak mengonsumsi junk food bagi jiwa juga akan perlahan-lahan mengurangi hasrat untuk menikmati makanan sejati yang sebenarnya diperlukan jiwa kita.


Makanan bernutrisi bagi jiwa

Dalam Alkitab tertulis, ”Manusia hidup bukan dari roti saja, melainkan dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Matius 4:4, Ulangan 8:3). Jiwa kita diciptakan sedemikian rupa untuk bertumbuh dan disegarkan oleh janji-janji Allah sendiri. Dan di dalam Yesus Kristus, Sang Firman yang menjadi daging (Yohanes 1:1), semua janji Allah tersebut digenapi (2 Korintus 1:20).


Kebenaran inilah yang menjadi makanan bernutrisi bagi jiwa kita, menjadi antidotum melawan paham-paham dunia yang merasuki pikiran kita. Di dalam Kristus, kita menemukan identitas diri, siapa kita di hadapan Allah – pendosa yang telah ditebus oleh darah Kristus sendiri, diselamatkan dari murka Allah (Roma 5:9) untuk masuk ke dalam anugerah-Nya. Kristuslah kebenaran kita dan harta yang paling berharga, bukan materi, karier, gelar, pencapaian, seperti yang dipertontonkan dunia ini. Di dalam Kristus, ada pengharapan sejati dan sukacita penuh yang ditawarkan bagi kita (Yohanes 15:11). Segala kebenaran yang indah ini dapat kita temukan di dalam Alkitab.


Diet starts now

Kita mungkin sering berkelit ”Diet mulai besok” saat memulai komitmen untuk makan lebih sehat. Namun untuk jiwa kita, diet sehat harus dimulai saat ini juga. Jika Anda merasa hambar saat membaca firman Tuhan, tak ada hasrat untuk bernyanyi lagu-lagu Kristiani yang baik, atau khotbah hari Minggu berlalu begitu saja, akuilah di hadapan Tuhan dan mintalah pertolongan Roh Kudus untuk membangkitkan hasrat jiwa Anda akan Dia.


Kemudian, ambillah langkah konkrit dengan mulai rutin kembali membaca Alkitab, bacalah buku-buku rohani yang baik, dan dengarkan lagu-lagu himne Kristen. Bersabarlah dalam prosesnya dan jangan berhenti meski terasa lambat atau sulit. Dia adalah Allah yang bersedia untuk ditemui dan setia pada janji-Nya. Dalam anugerah-Nya, Dia sendiri yang akan menolong kita untuk pada akhirnya dapat mengecap dan melihat kebaikan serta kesetiaan-Nya (Mazmur 34:8).


*Penulis adalah seorang ibu rumah tangga penuh waktu



/stl


89 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page