top of page

Identitas yang Kuat

Updated: Dec 22, 2023



Oleh:

drg. Karmelia Nikke Darnesti, MKM dan dr. Yeremia Prawiro Mozart Runtu


We cannot please God with any practical success if we are not spiritually well grounded.


Apa yang dibutuhkan sebuah gedung pencakar langit? Dasar yang kuat. Apa yang dibutuhkan sebuah pohon untuk tegak berdiri? Akar yang kuat. Apa yang dibutuhkan seorang Kristen agar tetap kuat berdiri di tengah badai dunia?


Di dunia yang penuh cemar; antara sesamamu

Hiduplah saleh dan benar;

Nyatakan Yesus dalammu.

(Di Dunia Yang Penuh Cemar, NKB No. 204)


Tentunya cuplikan syair lagu di atas bukanlah lagu yang asing bagi kita. Dunia yang kita hidupi saat ini memang penuh kecemaran dengan dosa yang merajalela. Pergeseran dan perubahan banyak terjadi, mulai dari ilmu pengetahuan dan teknologi sampai cara pandang yang dimiliki setiap orang. Sadar atau tidak, kita diarahkan untuk hidup manja dengan pola hidup yang serba instan dan menambah kenyamanan. Sejauh mana kita ikut dalam perubahan yang dunia tawarkan? Dimanakah posisi kita saat ini? Masihkah kita hidup saleh dan benar di dalam Kristus?


Sebagai tenaga Kesehatan, kita diharuskan untuk belajar seumur hidup. Kita diminta mengikuti seminar, bukan hanya untuk menambah SKP melainkan untuk membaharui ilmu dan menyesuaikan dengan perkembangan dunia kedokteran. Hal ini menjadi bukti bahwa dunia memang terus berubah dan berkembang. Menjadi seorang Kristen juga harus terus belajar Firman Tuhan, karena kitab Kolose 2:6-7 menyatakan, bahwa kita tidak hanya sampai menerima Kristus, tetapi juga harus berakar dan bertumbuh di dalam Dia agar dapat menjadi pribadi yang kokoh. Oleh karena itu, sebagai seorang dokter Kristen kita diminta untuk menjadi lifelong disciple.


Kekristenan tanpa hidup dalam Kristus adalah kekristenan tanpa pemuridan dan Kekristenan tanpa pemuridan adalah Kekristenan tanpa Kristus (The Cost of Discipleship, 1995). Sebagai seorang dokter Kristen, kita memiliki identitas sebagai murid Kristus yang berarti kita hidup di dalam Dia. Identitas ini juga penting untuk menentukan stand point kita, yaitu ada di dalam Allah sebagai anak Allah yang dipilih dan dikuduskan untuk memberitakan perbuatan-Nya yang besar (1 Petrus 2:9). Dengan mengetahui posisi kita di dalam Allah, cara pandang kita dalam memandang sesuatu akan berubah. Kita akan melihat dengan cara pandang kristiani, yaitu bagaimana Yesus memandang segala sesuatu. Dengan kata lain, Allah telah memberi kita identitas agar identitas-Nya dapat diproklamasikan dan kemuliaan Tuhan terlihat dalam diri kita. Oleh karena itu, identitas sebagai murid Kristus perlu kita tanamkan dalam menghadapi dunia yang cemar ini agar tidak mudah diombang-ambingkan oleh apa pun yang menimpa.


Sebagai seorang murid Kristus yang telah ditebus dan diselamatkan, maka tidak ada jalan lain selain mengikut jalan Yesus. Mengikut Yesus harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam pendidikan maupun profesi kedokteran kita saat ini. Lalu, bagaimana cara mengikut Yesus? Gene Rudd M.D. dan Al Weir M.D dalam buku Practice by the book: A Christian Doctor’s Guide to Living and Serving membagikan empat disiplin sebagai perisai dan pedang dalam perjalanan iman.


Pertama, doa. Banyak pelajaran dari Alkitab yang bisa ditemui tentang doa dengan cara bertekun dalam firman Tuhan dan mendengarkan khotbah pendeta di gereja, tetapi pelajaran yang terbaik tentang doa adalah Tuhan menggunakan doa sebagai cara untuk membawa kita kepada-Nya. Tuhan menginginkan hati kita seutuhnya. Ya benar, kita berdoa dalam iman, secara pribadi, dan dalam persekutuan. Kita bukan hanya berdoa terus-menerus, tetapi juga harus berdoa dengan seluruh hati kita.


Kedua, studi Alkitab. Jika seseorang mengamati hari demi hari kita, minggu demi minggu, bahkan tahun demi tahun kehidupan kita, adakah orang lain mendapati bahwa Alkitab benar-benar merupakan esensial di dalam hidup yang kita bangun, atau orang lain justru melihat bahwa Alkitab hanya pilihan atau bagian superfisial saja dalam hidup kita? 1 Petrus 2: 2 mengatakan kita harus terus haus akan firman-Nya sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni.


Ketiga, persekutuan dengan orang percaya. Bukan hal baru sejak menjadi mahasiswa, calon dokter diharuskan untuk kuliah dari pagi hingga sore. Begitu pula saat menjalani peran sebagai koas di rumah sakit ataupun puskesmas. Saat melayani pasien pun, waktu dokter terbatas karena berbagai macam hal. Kesibukan sudah melekat dalam profesi dokter. Namun sebagai dokter dan dokter gigi Kristen, kita diminta untuk menyediakan waktu bersekutu bersama orang percaya lainnya. Ibrani 10: 24-25 meminta kita untuk saling memperhatikan supaya orang percaya saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Tuhan tidak akan mengubah peraturan-Nya karena kita adalah seorang yang sibuk. Persekutuan dengan orang percaya lainnya harus memainkan peran penting dalam hidup kita.


Terakhir adalah penyembahan. Penyembahan kepada Tuhan adalah pengakuan siapa Tuhan itu: Pencipta, Pemelihara, Penebus, Dia yang ada, dan yang sudah ada dan akan datang. Tuhan adalah Alfa dan Omega (Wahyu 1:8). Beberapa dari kita lebih nyaman untuk menyembah Tuhan sendiri, namun Tuhan ingin juga agar kita datang bersama sebagai satu tubuh orang percaya yang mencari dan mengasihi-Nya. Tuhan telah meletakkan kita di gereja masing-masing, ini saatnya mengambil bagian dalam komunitas tersebut. Rutinitas yang ditawarkan dunia kerap mencuri waktu kita bersama Allah. Ketika kita tidak lagi memiliki waktu bersama Allah, lama-kelamaan kita akan melupakan identitas kita. Kita menjadi nyaman dengan diri sendiri, terlarut dalam kesibukan, dan melakukan banyak kompromi yang akhirnya menjauhkan kita dari Tuhan. 


Doa, Firman Tuhan, Persekutuan dan Penyembahan adalah tanda dan sumber dari kekuatan kita mengikuti Kristus. Hidup kekristenan yang benar - life – changing, kingdom – building, God – glorifying - tidak bisa hidup tanpa keempat aspek tersebut. Waktu pribadi bersama Tuhan juga momen yang penting untuk kita berhenti sejenak di tengah padatnya kegiatan dan cepatnya waktu berlalu. Hal ini menjadi sebuah keharusan bagi seorang murid Kristus yang mana waktu disediakan untuk belajar Firman Tuhan. Di tengah dunia yang terus berubah ini, hanya ada dua pilihan yang dapat dibuat. Kita mengambil disiplin spiritual tersebut dan berjalan mengikut jalan yang sudah Tuhan tunjukkan atau mengklaim kita di jalan Tuhan namun sebenarnya mengikuti jalan dunia ini dan nyaman tinggal di dalamnya. Mari bersama-sama merenungkan sejenak akan identitas kita di hadapan Allah sebagai murid Kristus dan tanyalah pada kita:


Hidupmu kitab terbuka dibaca sesamamu;

Apakah tiap pembacanya melihat Yesus dalammu?

(Di Dunia Yang Penuh Cemar, NKB No. 204).


/stl



61 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page