top of page

Hal yang Paling Saya Takutkan



Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati (Filipi 3:10-11).


Mengikuti program MMC adalah hal yang diluar planning hidup saya. Saat pertama sekali disharingkan untuk join, saya merasa berat untuk ikut dan ini akan mengganggu plan yang sudah saya atur, yaitu untuk langsung bekerja dan menjalankan rencana jangka panjang yang sudah saya buat sebelumnya. Namun, Tuhan berbicara perlahan kepada saya melalui firman dan melalui orang-orang yang Tuhan pakai untuk mendorong saya mengikuti program ini dan perlahan saya mulai menyadari bahwa saya perlu menggumulkan dengan serius dan fokus tentang visi saya. Saya yakin MMC pasti akan menolong saya untuk melihat panggilan saya lebih jelas lagi. Setelah pergumulan yang panjang, saya menjawab “iya” untuk bergabung di MMC. Diluar planning saya, ternyata Tuhan menetapkan saya untuk ikut MMC supaya belajar taat dan percaya bahwa ini pilihan yang terbaik yang pasti berguna untuk memperlengkapi saya untuk visi kedepannya.


Kegiatan MMC menjadi wadah dimana Tuhan banyak berbicara kepada saya, melalui setiap pemaparan materi, yakni selama di OMF, praktik lapangan di Jakarta-Bogor, praktik lapangan di RS Mardi Waluyo Lampung, pouse and pondering, di sesi mentoring, bahkan melalui sharing kelompok bersama teman-teman peserta lainnya.


Hal yang paling saya takutkan dalam hidup adalah ketika saya “meleset” dan “tidak berfungsi” sebagaimana Tuhan menciptakan saya. Karir adalah untuk itu kamu dibayar, sedangkan visi adalah untuk itu kamu diciptakan. Saat bergumul, yang membuat saya semakin teguh untuk mengikuti MMC adalah saya punya kesempatan untuk fokus bergumul bagi visi pribadi saya. Saya bersyukur untuk apa yang sudah saya lakukan di MMC, membagikan kasih Tuhan kepada orang lain yang berbeda suku dengan saya, memperhatikan kondisi kesehatan mereka, berdoa bagi mereka, berbagi duka dan tawa. Terkadang ada rasa lelah didalamnya karena saya masih hidup didalam daging yang bisa lemah dan sakit, tapi mengingat bahwa pekerjaan didalam Tuhan itu tidak pernah sia-sia, dan didalam Kristus pekerjaan dan kasih kita menjadi sempurna, saya menjadi semakin mengagumi Allah.


Kerinduan terbesar saya adalah ketika saya pulang kepada Bapa, Dia akan menyambut saya dengan senyuman dan berkata “Hai hambaku yang baik dan setia, kamu telah mengakhiri pertandingan dengan baik dan telah hidup sebagaimana Aku menciptakanmu”. Ketakutan terbesar saya adalah berjalan diluar kehendak Tuhan, karena seberapapun saya berhasil di mata dunia, sementara Tuhan sama sekali tidak berkenan, maka betapa menyedihkannya hidup saya. “Tuhan ini aku, utus aku kemana Tuhan mau, hanya sertailah aku”. Segala hormat dan kemuliaan hanya bagi Yesus Kristus, yang telah menyelamatkan saya melalui kematian-Nya dan telah bangkit mengalahkan maut di mana tempat saya seharusnya berada, segala pujian hanya bagi Dia yang memperlengkapi saya dan membuat saya semakin mengenal-Nya melalui MMC, sehingga hati saya semakin mengasihi-Nya. Soli Deo Gloria!


*Penulis adalah salah satu peserta MMC XVI


/stl

62 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page